“Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.“
Yang namanya perintah komandan didalam budaya militer adalah perintah yang tidak dapat dibantah dan diragukan. Tidak mudah bagi seorang yang berkarir di militer akan mematuhi orang-orang lain diluar jalur komandonya. Kalau bukan karena kekaguman yang luar biasa ataupun karena kerendahan hatinya, seorang perwira sulit untuk bisa menghormati orang lain yang bukan atasannya.Sekali ia sudah memiliki kepercayaan maka ia akan dengan teguh memegang keyakinannya.
Demikianlah yang terjadi dengan seorang perwira Roma, yang bukan orang Yahudi. Kok bisa-bisanya tentara yang menjajah orang Yahudi, mengagumi Yesus sedemikian rupa sehingga ia mau-maunya mencari Yesus. Lagipula alasan untuk mencari Yesus bukan untuk menyembuhkan keluarganya, tetapi untuk hambanya, untuk pembantunya yang notabene adalah orang upahannya. Apa tidak ada orang lain yang dapat diperintahkannya sebagai seorang perwira? Mengapa ia mau turun tangan sendiri bersusah payah mencari Yesus demi sang pembantu? Atau memang ia sendiri yang ingin bertemu dengan Yesus, karena ia hanya mendengar ‘kata’ orang tentang kemashuran Yesus. Bahkan dengan posisinya, ia seharusnya bisa saja memerintahkan anak buahnya menjemput Yesus dan membawanya kerumahnya untuk menyembuhkan pembantunya. Namanya juga perwira.
Sang perwira juga tidak malu menghadapi resiko akan ‘ketahuan’ oleh orang-orang romawi lainnya bahwa ia mencari-cari Yesus – orang Yahudi. Hal ini akan bisa merusak kredibilitasnya sebagai perwira penjajah bangsa Yahudi. Ia mempertaruhkan posisinya untuk bertemu Yesus. Jangan-jangan memang ia sendiri yang juga ingin bertemu Yesus?
Rupanya ia bukan orang egois, pejabat yang ingin dilayani (umumnya kan begitu?). Ia juga tidak mau merepotkan Yesus untuk datang kerumahnya hanya untuk melayani pembantunya seorang, sementara ia melihat banyak orang sakit dan lumpuh mencari-cari Yesus. Ia hanya percaya pada sabda Yesus, ia hanya meminta Yesus berkata-kata saja dan percaya sekali bahwa perkataan Yesus memang memiliki kuasa yang dahsyat, tanpa diperlukan lagi kehadiran fisikNya.
Coba bandingkan bagaimana kita sering ‘rebutan’ untuk minta seorang pastor memimpin Misa di rumah kita, atau ada lagi yang maunya beberapa pastor sekaligus – bahkan Uskup-Uskup didatangkan- untuk memberkati pernikahan anaknya. Nyata benar bedanya dibandingkan cara pandang sang perwira roma ini ya?
Tidak heran Yesus melihat kerendahan hati dan keteguhan imannya yang luar biasa – yang cukup meminta Yesus berkata saja, tanpa perlu menjamah, tanpa perlu hadir. Dengan sepatah kata saja, keajaiban terjadi di rumah sang perwira. Yap, sebenarnya dengan sepatah kata sabda Tuhan pun bisa terjadi sampai saat ini. Semua sabdaNya sudah dituliskan dalam Injil. Tetapi kenapa tidak terjadi mujizat dalam kehidupan kita? Rahasianya ada pada kerendahan hati dan keteguhan iman – kalau saja kita memiliki kerendahan hati dan keteguhan iman yang sama seperti sang perwira Roma tadi. Maka dengan sepatah kata yang diucapkan sesuai dengan Sabda Tuhan, pastilah terjadi sesuai dengan iman sang pemohon seperti yang diminta sang perwira ini. Marilah kita belajar memiliki kerendahan hati dan keteguhan iman yang tidak tergoyahkan seperti sang perwira yang yakin bahwa perintah dan sabda Yesus adalah Ya dan AMIN, tak ada kata …. tetapi….. cuma…… walaupun… dsb.
Semoga ucapan yang sama saat kita menerima hosti pada Sakramen Ekaristi juga terwujud seketika itu juga. “Ya Tuhan, bersabdalah saja maka saya PASTI sembuh” …. Apa yang kita ingin Yesus sembuhkan kita? sembuh dari kemalasan? kemarahan, sulit mengampuni? kebimbangan ? atau kekecewaan dan luka hati yang mendalam? Saat itu juga sebenarnya mujizat bisa terjadi, kalau saja kita memiliki iman seperti sang perwira. Kalau saja….
===============================================================================================
Bacaan Injil Mat 8:5-17
“Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.”