“Kamu haruslah sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Selalu ada excuse bila kita menemui kelemahan dan kekurangan diri- sendiri. Ada saja alasan untuk menyalahkan hal lain yang membuat kejadian tidak seperti yang diharapkan. Sulit rasanya menggunakan kata ‘maaf’, apalagi bagi mereka yang punya posisi tinggi dan menjadi public figure. Bukan hal mudah bagi seorang Toyoda, orang nomor satu di Toyota Corp, perusahaan world class, mengakui kesalahan produknya dan meminta maaf secara terbuka. Tapi justru karena kerendahan hatinya, publik menerima permintaan maafnya, dan kembali produknya merajai industri mobil.
Menjadi sempurna rasanya semakin jauh, terutama bila kita menyadari segala kelemahan dan keberadaan kita. Semakin kita ingin terlihat sempurna, justru semakin terlihat kerapuhan kita. Semuanya menjadi topeng belaka dan muncullah kemunafikan untuk menutupi kelemahan tersebut. Banyak atribut digunakan untuk menutupi kelemahan yang ada, entah itu gelar, jabatan bahkan materi yang menempel dalam tubuh sebagai ‘merek’ kita.
Injil hari ini mengajak kita untuk menjadi sempurna, bukan sempurna menjadi manusia tanpa cacad, tanpa kelemahan. Tetapi menjadi manusia yang dipenuhi kasih yang sempurna, seperti kasih yang dicurahkan Bapa kepada kita. Kasih yang memaafkan, kasih yang tidak menuntut, kasih yang senantiasa memberi kesempatan bagi orang lain bertumbuh. Unconditional Love- kasih yang tak bersyarat. Mudah memang mengasihi kalau semuanya sempurna, tanpa cacad. Mudah mengasihi kalau orang lain juga membalas kasih kita, kalau semua senang dan hati gembira. Mother Theresa mengatakan ” To love till its hurt” – Kasihilah sampai engkau disakiti… duuuh…ini benar-benar menuntut kesempurnaan kasih untuk mewujudkannya.
Yang sulit adalah tetap mengasihi saat kita dicurangi, saat kita disakiti, tidak mudah mengasihi saat kita dibohongi. Tapi itulah yang ditunjukkan Allah Bapa kepada kita. Ia tetap mengasihi kita walau kita sering menyakiti hatiNya dengan tetap jatuh dalam dosa, apalagi dengan dosa yang sama. Ia tetap memberikan udara dan hujan bagi manusia, walaupun mereka tetap berdosa bahkan menolakNya. Ia tetap memberi kesempatan bagi manusia untuk merubah hidupnya, walau mereka menyia-nyiakannya sepanjang waktu. Kesempatan itu diberikan sampai detik terakhir kehidupan manusia………… sayangnya tidak semua manusia mengenali kesempatan untuk membalas kasihNya.
Marilah kita sebanyak mungkin menimba kasih seperti yang diinginkan Allah Bapa, Menatap wajahNya, menikmati sinar kasihNya dan melimpahkan kasih yang sama kepada siapapun disekitar kita agar kita memiliki kemampuan untuk tetap mengasihi walau kita disakiti. Tetap memiliki pengharapan sambil senantiasa memberikan pengampunan. Semoga kita menyadari kelemahan kita dan mengijinkan kasih Allah memenuhi kita senantiasa.
==============================================================================================
Bacaan Injil Mat 5:43-48
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”