“Jikalau dunia membenci kamu ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku”
Kalau kita bekerja menjadi orang yang jujur, baik, disiplin, tertib dst. di beberapa kantor pemerintahan atau perusahaan sering menjadi perhatian banyak orang, dalam arti mereka ingin menyingkirkannya. Maklum orang tersebut dirasakan sebagai penghambat untuk melakukan aneka macam bentuk korupsi sera penyelewengan yang masih marak pada saat ini. Pada umumnya orang jujur dan baik tersebut senantiasa diintai terus menerus untuk mencari kesalahan dan kekurangannya guna menjatuhkan yang bersangkutan. Dalam kasus lain seorang teman memilih mundur dari pekerjaannya karena hanya ada dua pilihan, mundur atau dipecat dengan tidak hormat karena melawan perintah atasan (owner) yang memintanya memiliki dua macam pembukuan untuk mengelabui pajak.
Dalam renungan hariannya, Romo Marya mengingatkan kasus Bapak Susno Duadji setelah di hadapan para anggota Komisi III DPR RI membeberkan aneka macam bentuk penyelewengan di tubuh POLRI dan intansi terkait misalnya, Bapak Susno senantiasa diintai dan dicari-cari kesalahannya (termasuk masa lalu). Ia juga dituduh mencemarkan nama baik POLRI. Seyogyanya memang tidak ada orang lain, kecuali anggota POLRI sendiri yang berani membongkar aneka macam penyelewengan di tubuh POLRI. Bahkan orang-orang yang berduit justru menghancurkan tubuh POLRI dengan uang pelicin atau sogokan.
Walaupun demikian kalau kita mau bergabung dengan para pejuang kebenaran, menerapkan kejujuran dan ketertiban dimanapun, di tempat kerja manapun, tetaplah setia berjuang terus dengan teguh, tanpa perlu takut dan gentar menghadapi aneka macam ancaman atau terror. Sebaliknya kepada mereka, yang pada umumnya adalah orang kaya atau berduit, apalagi punya kedudukan sebaiknya tidak memfungsikan uang atau harta kekayaannya untuk menghancurkan aneka macam instansi pemerintahan, demi keuntungan sendiri.
Kita juga berharap agar para orangtua tetap membiasakan diri hidup jujur, baik dan disiplin serta mendidik anak-anaknya hidup jujur, baik dan disiplin terutama dengan dan melalui teladan orangtua/bapak- ibu. Dimulai dengan hal sekecil-kecilnya, belajar untuk tidak bohong, bertanggungjawab dengan uang yang diberikan , memegang janji dengan tepat waktu. Semua bisa dimulai dalam hal keseharian bukan hanya dalam hal uang, tapi juga dengan penggunaan waktu. Datang terlambat mengikuti misa sama dengan korupsi waktu. Kebiasaan menyontek juga adalah bibit timbulnya virus korupsi, karena mengambil apa yang tidak menjadi hak kita. Plagiat adalah hasil yang dituai dari kebiasaan menyontek. Tidak membuat KTP, SIM bahkan paspor dengan cara ‘cepat’ – anak-anak akan melihat apakah bapak-ibunya bisa memberikan contoh tentang kejujuran dan kebenaran itu sendiri.
Memang tidak akan mudah bertahan hidup menjaga kejujuran dan kebenaran, tapi kalau ini adalah nilai yang kita yakini baik dan benar, maka harus ditanamkan sejak dini secara terus menerus. Menjadi pembawa kejujuran dan kebenaran harus disertai keberanian untuk tampil beda diantara praktek-praktek yang melanggar hukum dan norma. Semoga kita diberi kekuatan melahirkan generasi Indonesia yang bersih dan tidak lagi dikenal sebagai negara terkorup didunia.
==============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 15:18-21
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku”