“Pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”
Agak sulit dipercaya kalau ada orang mengaku berasal dari Jogya, tetapi tidak bisa berbahasa jawa, tidak tahu daerah di Jogya. Sama juga sulitnya percaya bahwa seseorang mengaku orang Amerika tetapi tidak bisa berbahasa Inggris dan tidak bisa menjelaskan dimana ibukotanya serta siapa presidennya. Perlu pembuktian selain menunjukkan tanda jati diri seperti KTP atau paspor.
Juga sulit dipercaya kalau para pemimpin hanya menjual janji demi janji tetapi tidak diikuti tindakan nyata, hasil kerjanya pun tidak menampakkan perubahan. Banyaknya aksi massa bersifat anarkis akhir-akhir ini menunjukkan adanya luka yang dalam yang mudah terbuka lagi dengan sedikit letupan kecil. Perlu aksi yang lebih riil yang menyentuh hayat hidup orang banyak.
Demikian pula kita sulit disebut murid Kristus jika hanya mengaku di mulut, tetapi tidak menunjukkan tingkah laku dan perbuatan yang sejalan dengan ajaran Kristus. KTP bisa ditunjukkan untuk melihat kepercayaan yang dianutnya, sementara di negara-negara maju tidak ditemukan ‘agama’ – karena agama adalah HAK warganegara, bukan suatu kewajiban. Terlepas dari statusnya, selama seseorang tidak menunjukkan perbuatan sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya – rasanya pengajaran yang diterima belumlah sampai pada penghayatan dan pengamalan yang dilakukan dengan hati, dengan kesadaran sepenuhnya.
Maka bilamana setiap orang sungguh menghayati apa yang diajarkan dan dipercaya dengan benar, seharusnya setiap tindakannya juga mencerminkan keteladanan. Tidak perlu kita mendominasi pembicaraan dengan perkataan berisi segala janji indah. Kalau saja semua pemimpin sungguh menunjukkan perbuatan yang demikian – rasanya harapan akan Indonesia yang lebih baik bisa tetap hidup. Korupsi menjadi tindakan yang sangat memalukan, tidak ada lagi yang berani melakukan plagiat dan mencontek sejak dari anak-anak sampai mahasiswa. Bisnis barang bajakan juga sedikit karena adanya penghargaan akan karya hak cipta. Kasus mafia hukum, mafia tanah, mafia perhutanan, mafia kesehatan dan pendidikan tinggal menjadi dongeng masa lalu.
Mungkinkah? Masih mungkin, selama masih ada sekelompok orang yang konsisten melakukan perbuatan mulia walaupun seperti menggarami lautan. Konsisten pula mengajak yang lain dan mengajarkan anak-anak serta orangmuda untuk memiliki integritas serta berdaya juang tinggi. Dan bagi mereka ini, sudah pasti memiliki perlindungan luar biasa, karena Allah Bapa pasti tidak akan mengijinkan mereka yang tulus memperjuangkan kebenaran direbut oleh tangan-tangan jahat. Biarpun banyak tantangan, tetaplah berbuat baik, tetaplah berkarya bagi kebaikan orang banyak. Tidak perlu kuliah atau meng-kotbah-i orang lain atau mengguruinya. Just do it – and keep the good work because Actions Speaks Louder Than Words.
==============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 10:22-30
“Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba- Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.Aku dan Bapa adalah satu.”