Fiat Voluntas Tua

Bekas Tapi Layak Pakai

| 0 comments

Dalam beberapa kali kesempatan mengadakan kegiatan sosial, saya dan teman-teman pernah mengumpulkan pakaian bekas dan layak pakai untuk di sumbangkan kepada mereka yang tidak mampu, korban bencana alam atau saudara-saudara lain yang membutuhkan, baik itu satu kota maupun di kota-kota lain.

Niat baik ini disambut baik pula oleh banyak orang yang punya kelebihan, tetapi ternyata bukan tanpa kendala, karena ada juga yang punya niat kurang pas, karena menyumbang pakaian bekas tersebut sama seperti membuang sampah, hal ini disadari ketika mereka yang menerima sumbangan tersebut menyindir, bahwa yang mereka butuhkan adalah pakaian layak pakai, bukan kain lap, kalau seperti itu, mereka juga banyak.

Sejak itu kami terpaksa 2 kali bekerja, yaitu pertama menyortir pakaian layak pakai, kemudian dipisahkan lagi berdasarkan jenis kelamin dan tingkat usia, agar yang menerimanya tidak merasa dihina, karena walaupun kurang mampu, tetapi mereka adalah manusia yang sama dengan kita, hanya saja saat ini kita lebih beruntung secara ekonomi.

Mungkin cerita ini terlalu sederhana, tetapi maksud saya adalah, jika kita memang punya niat untuk berbagi kepada sesama kita, berikanlah yang terbaik, kalaupun tidak bisa yang terbaik, janganlah ada niat atau pikiran yang melecehkan mereka, refleksikan diri kita ada di sisi mereka yang lemah, miskin dan terpinggirkan, jika kita mampu merasakan itu, tidaklah mungkin kita memberikan seperti membuang sampah, karena seperti mengisikan anggur baru kedalam kantong kulit yang tua, alias perbuatan kita sia-sia dan merugikan diri sendiri.

Perbuatan baik hendaknya disertai juga dengan niat dan pikiran yang baik, jika tidak itu hanyalah seremonial belaka, atau sikap hidup yang munafik yang hendak mendapatkan popolularitas belaka. Belakangan ini saya sering membaca berita penangkapan atau kasus korupsi atau kejahatan lain yang dilakukan oleh pejabat atau jenderal jaman orde baru, ternyata perbuatan baik mereka ketika itu adalah bagian dari sandiwara politik atau kemunafikan hidup, dan sekarang perbuatan itu berbuah petaka yang bisa saja berakhir dengan maut. [Samsi Darmawan]

==============================================================================================

Bacaan Injil Markus 2:18-22

Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid- Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.  Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.

Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.