“Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah.”
Suatu kebersamaan memang harus dibangun dalam waktu yang cukup lama. Kita bisa bedakan teman-teman yang walaupun satu sekolah memiliki derajat kedekatan yang berbeda. Tentu kita lebih akrab dengan teman-teman yang pernah mengalami suka duka bersama, sama-sama dihukum saat terlambat or gak buat PR. Sama-sama mengikuti acara camping di gunung, waah storynya pasti puanjang tuh. Tentu hal ini sangat baik dalam membangun kebersamaan antara tim dimana satu sama lain saling menolong dan membantu. Sangat baik bila memang dituntut kerja sama yang erat untuk mencapai suatu tujuan bersama. Tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai menjadi kelompok yang eksklusif, yang begitu kuat kesetia-kawanannya sehingga tidak bisa menerima kelompok lain, atau menerima orang lain diluar kelompoknya.
Dalam perusahaan yang besar hal ini sering dijumpai dimana setiap direktorat hanya mengutamakan kepentingan kelompoknya. Sehingga kerja sama yang ada sangat bersifat ‘silo’, sulit untuk dilakukan pekerjaan lintas fungsi. Apalagi bekerja sama dengan fihak-fihak diluar, karena yang ada adalah ‘kecurigaan’ atau ketakutan akan tersaingi kepentingannya. Kondisi kelompok yang eksklusif menjadikan suasana kerja menjadi tidak sehat, dan akhirnya tujuan yang dicapai perusahaanpun tidak maksimal karena satu sama lain tidak ada ‘trust’.
Injil hari ini mengingatkan kita bagaimana rasul Yohanes pun seperti terasa terancam, ia cukup terusik melihat ada orang yang bukan dari murid Yesus, mengusir setan demi nama Yesus. Bukankah itu hanya ‘trademark’ milik murid2 Yesus saja? Yesuspun mengingatkan, selama orang itu tidak melawan kita, ia ada dipihak Yesus juga.
Bisakah kita melihat segala sesuatu dengan positif dan meninggalkan rasa curiga jauh dibelakang? Melihat seseorang yang membantu seorang korban yang diganggu setan, kok malah curiga? Masih jauh lebih baik apa yang dilakukannya, dibandingkan mereka yang mengaku murid Kristus tapi tidak membantu orang itu dari gangguan setan. Bukankah dengan demikian orang itu pun ‘tertolong”?
Marilah kita belajar untuk berpikiran positif senantiasa, percayalah kita akan menemukan buanyak sekali orang-orang yang ternyata memiliki kehendak baik yang sama dengan kita. Bisa jadi mereka bukan berasal dari kelompok kita, bukan dari sekolah yang sama, bukan juga dari desa yang sama, bukan pula dari pendidikan dan latar belakang iman yang sama. Tapi kalau mereka semua telah melakukan yang baik, menolong orang-orang yang kesulitan dengan tulus… why worry? So what getu lhooo…
Yesus berkata, orang miskin selalu ada diantara kita. Kita saja yang sering ‘buta’ dan tidak mau peduli untuk melihat secercah kesempatan untuk menolong mereka. Semoga kita tidak menjadi batu sandungan, menjadi penghalang orang lain untuk mendapatkan rahmat dari Tuhan, akibat kebutaan kita, akibat egoisme kita. Ada banyak yang membutuhkan sapaan, teguran, perhatian dan cukup dengan kunjungan, tapi ada juga yang membutuhkan pekerjaan, obat dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Bisa kah kita bekerja sama dengan semua orang untuk melakukan sesuatu bagi mereka?
=============================================================================================
Bacaan Markus (9:38-43.45.47-48)
Pada suatu hari Yohanes berkata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.