HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS: Ul 33: 32-34.39-40; Rm 8:14-17; Mat 28:16-20 – Renungan dari Rm Ign Sumaryo SJ
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
“Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral iman dan kehidupan Kristen. Hanya Allah dapat memberitahukan misteri itu kepada kita, dengan mewahyukan Diri sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus” (Kamus Gereja Katolik, no 261)
Ketika terlibat mempersiapkan kunjungan pastoral Bapa Suci, Paus Yohanes Paulus II, di Indonesia, antara lain di Yogyakarta, kami memperoleh info bahwa sebelum Perayaan Ekaristi Bapa Suci mempersiapkan diri kurang lebih seperempat jam dengan berdoa pribadi atau meditasi. Hal itu dilakukan setelah Bapa Suci berkeliling dengan mobil terbuka untuk memberi salam kepada umat yang hadir. Maka panitia mengambil kebijakan: begitu Bapa Suci selesai berkeliling dan mulai berdoa pribadi, umat yang hadir pun juga diajak berpartisipasi dengan berdoa bersama. Suatu pengalaman yang menarik dan mengesan: sekitar seratus ribu lebih umat bersorak gembira dengan keras dan bergemuruh dalam menyambut Bapa Suci, begitu Bapa Suci turun dari mobil dan menuju ke kamar khusus untuk berdoa, maka salah satu dari kami langsung membuat tanda salib, memimpin doa rosario bersama, dan berkata “Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus” gemuruh umat pun diam seribu bahasa dan suasana menjadi hening. “Luar biasa”, demikian komentar pimpinan intelejen yang menyaksikan peristiwa tersebut, “ribuan umat langsung hening, penuh hormat berdoa’ . Memang orang yang beriman kepada Yesus Kristus ketika mendengar suara “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”, pada umumnya langsung hening, penuh hormat dan berdoa. Itulah misteri tanda salib, misteri Tritunggal.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28: 19-20)
Minggu pertama setelah masa Paskah atau memasuki kembali masa Biasa dalam kalendarium liturgy kita diajak untuk mengenangkan “Tritunggal Mahakudus”, dengan kata lain kita memasuki kembali masa Biasa untuk menghayati iman kita kepada Tritunggal Mahakudus. Sebagaimana kami kutipkan di atas “Tritunggal Mahakudus” adalah suatu misteri yang menjadi rahasia sentral iman kita, maka baiklah kita hayati misteri iman ini dalam hidup sehari-hari. Apa yang disebut misteri memang tak mungkin dapat kita pahami secara tuntas dengan pikiran atau otak kita yang serba terbatas., maka yang utama dan pertama-tama adalah penghayatan bukan pemahaman atau pengertian. Penghayatan iman akan Tritunggal Mahakudus kiranya dapat kita wujudkan dengan melaksanakan perintah Yesus di atas.
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”, inilah perintah yang harus kita hayati atau laksanakan. Di dalam hidup biasa sehari-hari kiranya kita senantiasa bepergian, entah dekat atau jauh, dalam rangka menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan atau kewajiban/pekerjaan. Sebagaimana di dalam kegiatan yang biasa setiap hari, dimanapun dan kapanpun, marilah kita menjadi saksi sebagai ‘murid Tuhan dan pelaksana sabda-sabda atau ajaran-ajaranNya’. Keteladanan atau kesaksian merupakan cara utama dan pertama dalam rangka mengajak orang lain untuk menjadi murid Tuhan dan melaksanakan sabda atau ajaranNya. Menjadi murid memang pada umumnya menjadi pelaksana atas apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh guru. Kata bahasa Latin ‘discipulus’ dapat berarti murid atau pengikut, maka seorang murid yang baik pada umumya mengikuti apa yang dikatakan oleh guru serta meneladan cara hidup dan cara bertindak guru. Sebagai murid-murid Yesus Kristus hendaknya tidak takut atau gentar dalam meneladan cara hidup dan cara bertindakNya maupun melaksanakan ajaran-ajaranNya, karena “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”
“Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”, demikian sabda Yesus kepada kita semua yang beriman kepadaNya. Penyertaan atau pendampingan Tuhan antara lain menjadi nyata dalam pribadi-pribadi atau sesama yang berkehendak baik yang senantiasa memperhatikan kita, terutama para orangtua atau ayah-ibu kita masing-masing. Yang berkehendak baik kiranya lebih banyak daripada yang berkehendak jahat atau jelek. Kehendak baik dapat menjadi nyata dalam bentuk sikap atau perilaku seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22 -23). Keutamaan-keutamaan ini merupakan buah Roh Kudus atau kehendak Tritunggal Mahakudus.
“Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Rm 8:17)
Kita dipanggil untuk “menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”. Menderita bersama Dia/Tuhan yang memanggil kita antara lain dapat kita wujudkan atau hayati dengan setia dan taat pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Maka marilah kita kenangkan janji-janji yang pernah kita ikrarkan terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.
Sebagai orang yang beriman pada Yesus atau telah dibaptis hemat saya janji yang mendasari janji-janji lain adalah janji baptis, dimana kita berjanji ‘hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan’. Marilah kita saling mengingatkan dan membantu dalam penghayatan janji baptis ini. Godaan setan dapat menggejala dalam aneka bentuk tawaran kenikmatan duniawi seperti “ percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”(Gal 5:19-21). Sebaliknya ajakan untuk mengabdi Tuhan Allah antara lain berupa ajakan untuk bersaudara atau bersahabat dalam Tuhan.
Setia sebagai pelajar/mahasiswa atau pekerja juga merupakan bentuk ‘menderita bersama Dia’.. Dalam peraturan kerja dikatakan bahwa sebagai pekerja hendaknya bekerja secara efektif dan efisien serta afektif selama 40 jam/minggu, atau 6 s/d 7 jam perhari. Hal yang sama kiranya berlaku bagi para pelajar atau mahasiswa. Jika selama 6 s/d 7 jam per hari kita sungguh efektif, efisien dan afektif dalam belajar atau bekerja kiranya keberhasilan atau kesuksesan akan menjadi nyata, terwujud, “kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”. Penghayatan iman akan Tritunggal Mahakudus berarti ‘menderita dan dipermuliakan bersama dengan Dia’.
“Firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya” (Mzm 33:4-6)
February 21, 2010 at 6:06 pm
Masmur 82 “elohim brdiri di tengah2 jemaat Elohim, Dia menghakimi di tengah para ilah. Berapa lama lg mengadili dg tdk adil dan mengankat wajah org2 fasik..? Hakimilah org miskin dan anak2 yatim brlakulah adil thdp org yg trtindas dan lemah,bebaskanlah org miskin dan yg kekurangan,lepasknlah mrk dr tangan org fasik. Mrk tdk mngetahui / memahami,mrk brjalan dlm kegelapan seluruh dasar bumi trgoncang.Aku telah berfirman ” kamu adalah allah dan kamu semua adalah anak2 Allah Yang Mahatinggi.Namun kamu akn mati sbg manusia,dan sbg slh seorg pmbesar,kamu akn tewas.Bangkitlah ya Elohim,hakimilah bumi krn Engkau akn memiliki seluruh bangsa” mhn di baca berulang kali shg kt bs mengerti Perintah Elohim Yg mahatingi,serta sebenarnya kt ini siapa. Itulah org kristen di baptis di dlm nama “BAPA : ALLAH/YAHWEH/TUHAN/ELOHIM & PUTRA : YESUS YG BERBAKTI,seluruh umat kristen/katholik yg betul2 bertobat sehingga ROH KUDUS tlah bersemayam di dlm dirinya. Sgl perbuatan,ucapan pasti mencurahkan rasa kasih sayang. Ttp kalau sbg murid YESUS kt sering mbolos,tdk memahami / menghayati shg pd akhirnya akn di tolak ALLAH /BAPA EMPUNYA SURGA krn hy ENGKAULAH EMPUNYA KERAJAAN SURGA DAN KUASA DAN KEMULIAAN SAMPAI SELAMANYA HALLELU YAH amin.