“Agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu”
Menulis bisa membuat saya masuk dunia yang membuat saya tidak bisa berhenti mengetik apa saja yang ada dalam pikiran dan hati saat itu. Menulis membuat saya bisa melukis suatu dunia saya dengan harapan siapa tahu nanti anak cucu bisa membaca isi coretan hati. Melalui tulisan kita bisa berbagi berbagai pengalaman dan pandangan hidup, siapa tahu ada suatu karya bersama bisa dilakukan menjadi kenyataan. Tapi herannya rata-rata penulis yang baik itu hobbynya adalah membaca. Semakin banyak yang mereka baca, semakin berbobot isi tulisan mereka. Membaca membuat kita juga merasa lapar terus, begitu selesai membaca kita merasa… kok ternyata kita gak tahu apa-apa ya? Tapi yang terlebih lagi membaca segala hal yang positif justru membersihkan diri dan pikiran kita. David Long mengatakan: You are what you read – perilaku kita bahkan perkataan kita bisa berubah selaras dengan apa yang kita baca.
Maka kalau saya bertemu orang yang sulit diajak bicara dan menerima kritik demi kebaikannya, salah satu cara termudah adalah memberinya buku yang mengoreksi pemahaman dan perilakunya. Kita bisa memberi kritik tanpa harus merasa bersalah, karena yang mengeritik adalah ‘si buku’ itu sendiri. Pernah coba? Cobalah baca Injil perlahan-lahan, Roh Kudus akan membuka pikiran dan hati kita juga untuk memeriksa kehidupan kita.
Nah kalau sampai Injil saja tidak bisa memuat segala kesaksian yang dihadapi dan dialami rasul Yohanes, bisa jadi memang terlalu banyak hal sehingga tidak sanggup diingat. Atau tidak sempat lagi ditulis mengingat terbatasnya sarana waktu itu, belum ada mesin tik dan kertas. Jaman dulu kan tidak seperti sekarang kan banyak yang bisa mengetik dan menulis? Pasti lama sekali waktu yang dibutuhkan untuk menulis segala pengalaman iman para rasul.
Marilah kita membiasakan diri membaca Surat Cinta Tuhan yang didalamnya tersirat cinta yang begitu dalam, yang mampu membersihkan kita bahkan mengubahkan perilaku dan perkataan kita. Bahkan dengan menerima karunia Roh Kudus, kita dimampukan untuk berbagi, untuk berkarya bahkan untuk menuliskan kembali seluruh pengalaman cinta kita bersama Tuhan seperti rasul Yohanes. Karena dengan demikian pulalah karya kasih Tuhan disebarkan oleh para rasul dari Jerusalem, Yudea, Samaria sampai keujung dunia…. sampai sekarang 2000 tahun kemudian.
==============================================================================================
Bacaan Yoh 21:20-25
“Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu”