“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu.”
Ketika salah satu anggota keluarganya ada yang menderita sakit keras dan ada gejala akan segera dipanggil Tuhan atau meninggal dunia, pada umumnya saudara-saudarinya mulai mempersiapkan apa-apa yang perlu untuk pemakamannya. Bahkan pada masa kini juga ada orang yang telah mempersiapkan ‘tempat/lahan’ makam untuk diri sendiri atau anggota keluarganya, persiapan jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Pada umumnya orang mau atau siap sedia membayar mahal apa-apa yang dibutuhkan untuk pemakaman, bahkan sanak saudara atau kenalan dengan spontan dan tanpa diundang juga mempersembahkan sebagian kekayaannya demi (persiapan) pemakaman. Begitulah kiranya yang dilakukan oleh Maria yang “mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya”.
Marilah kita meneladan Maria: mempersembahkan apa-apa yang sangat berharga atau bernilai kepada Tuhan di hari-hari menjelang mengenangkan wafat dan kebangkitan Yesus. Yang paling berharga atau bernilai dari diri kita kiranya hati, maka marilah kita arahkan atau persembahkan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan, agar hati kita dikuasaiNya dan dapat meneladan Hati Tuhan, yang antara lain membiarkan Maria untuk mengungkapkan kasih kepadaNya. Mempersembahkan atau mengarahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan berarti secara konkret mengarahkan hati kepada sesama dan saudara-saudari kita tanpa pandang bulu, lebih-lebih dan terutama mereka yang sedang kena musibah atau menderita, lemah lesu dan tidak bergairah atau mereka yang dalam ketakutan menghadapi kematian. Jika secara konkret kita tidak mampu mendatangi, menyapa dan memberi sesuatu kepada mereka, marilah kita doakan mereka; mengarahkan hati kepada Tuhan berarti berdoa.
· “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara” (Yes 42:6-7) Masing-masing dari kita dipanggil oleh Tuhan ‘untuk maksud penyelamatan, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, membuka mata orang buta dan membebaskan orang dari kegelapan’. Orang-orang yang buta hatinya serta hidup dalam kegelapan kiranya masih cukup banyak mengingat dan memperhatikan terjadinya aneka kerusuhan, permusuhan, pembunuhan, balas dendam, kebencian, dst. di sana-sini, dalam hidup sehari-hari. Kita dipanggil menjadi ‘terang’, artinya kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun diharapkan dapat membuka hati orang dan mengajak mereka untuk hidup dalam terang, jujur, tranparan. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 17). Menjadi terang bagi bangsa-bangsa atau sesama manusia antara lain dengan hidup dan bertindak jujur. Memang ada rumor “jujur hancur”, tentu saja yang hancur adalah tubuh atau phisik kita,.sedangkan hati, akal budi dan jiwa kita semakin murni, semakin dekat dengan Tuhan, semakin suci, semakin mengarahkan atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.[Ign Sumaryo, SJ]
===========================================================
Bacaan Yoh 12:1-11
“Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan- Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.”