Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Membaca kisah Yesus dalam Injil hari ini, saya teringat pengalaman waktu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) di Pulau Lembeh, suatu pulau dipinggir kota Bitung, Sulawesi Utara. Pulaunya sih tidak jauh dari kota, sekitar 15 menit nyebrang, tapi yang namanya nyebrang, tetap aja kesannya terpencil. Padahal Pulau itu telah jadi daerah tujuan wisata laut, selain Bunaken. Waktu tim KKR berlabuh dengan perahu, masyarakat tumpah ruah dipinggir dermaga. Kami seperti Selebriti, padahal yaaa… hanya rombongan tante-tante Haleluyah (julukan yang sering melekat karena sering mengucapkan kata “Haleluyah”) . Mereka seperti melihat ada tim penyelamat yang datang. Penyelamat dari kesumpekan karena bisa melihat orang-orang baru. Penyelamat karena kami bawa Mie instant di kardus-kardus. Penyelamat karena ada alat musiknya, bisa nyanyi bersama dan terhibur. Maka tak heran ketika mulai KKR, kami bisa melihat wajah-wajah berseri mendengar Sabda Tuhan. Kehadiran yang menyelamatkan adalah kehadiran yang rela berkorban bagi orang lain, bukan agar diri mendapat pamrih, tapi justru agar orang-lain mendapat sesuatu dari diri kita. Hidup terasa indah ketika kehadiran satu sama lain bisa saling memberi dengan tulus.
Injil hari ini melukiskan bagaimana kehadiran Yesus membawa keselamatan bagi orang lain. 53Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid- Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ.
54Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Yesus sangat-sangat terkenal, bukan hanya di jaman-Nya, 2000 tahun telah berlalu kharisma-Nya melekat erat di lubuk hati setiap orang yang menjadi pengikut-Nya. Maka tak heran banyak orang numpang tenar dari nama-Nya. Dimana-mana ada KKR, dari macam-macam Gereja pula. Tapi apakah Yesus yang diagungkan? Atau kita berdiri didepan Salib Yesus, angkat tangan tinggi-tinggi, berteriak lebih keras dari Yesus ketika di Salib, seolah-olah kita yang tersalib, menderita, padahal hanya nampang saja, karena sesungguhnya Yesus yang tersalib. Kita numpang nama besar Yesus, nampang dimana-mana, tapi tak ada satu pun pengorbanan kita, tak ada jiwapun yang kita menangkan untuk kemuliaan Tuhan.
55Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. 56Kemanapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, …. Dimana ada Yesus, di situ ada keselamatan. Itulah ciri khas Pribadi Mulia Yesus. Keselamatan.
Jika kita mengaku telah bersatu dengan Yesus, harusnya dimana kita berada di situ ada keselamatan. Apalagi kalau kita mengadakan KKR, Ibadah, Misa, kita harus yakin kita membawa keselamatan, jangan sampai tidak ada jiwa yang disembuhkan dalam kegiatan-kegiatan itu. Jiwa yang sembuh adalah jiwa yang bertobat, dipulihkan, hidup jadi lebih baik, syukurlah kalau sampai ada yang terlihat fisiknya sembuh. Jika ternyata tempat pelayanan kita tidak pernah bertambah orang bertobat, orang yang menjadi lebih baik, perlu dievaluasi, mungkin ada yang masih kurang. Bukankah ciri-ciri kehadiran Yesus, kehadiran pelayanan dari orang-orang- Nya adalah dengan bertambahnya orang yang disembuhkan, orang yang bertobat? supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja.
Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. Menyentuh jumbai jubah Yesus saja orang sudah bisa selamat. Bukan main. Jubah identik dengan apa yang kita pakai. Pakaian atau apapun yang kita pakai, termasuk kendaraan, rumah bisa dikategorikan dengan jubah. Orang yang mengaku pengikut Yesus, pakaiannya (rumah, mobil) harus membantu orang-lain untuk mendapat keselamatan.
Jangan sampai keselamatan justru terganjal dengan pakaian kita, baju belum selesai jahit sudah dipakai, sehingga gerak sedikit saja sudah keliatan bagian dalam yang harusnya tertutup. Orang bukannya berpikir kudus, jadi berpikir porno. Rumah, gereja, harusnya bisa menjadi sarana keselamatan bagi siapa saja, jangan sampai justru dengan rumah atau gereja mewah jadi alergi untuk dikunjungi umat, takut lantai kotor karena umatnya pada jalan kaki, tidak bermobil. Giliran yang datang orang-orang kaya, pintu terbuka lebar. Punya mobil tapi tidak boleh ditumpangi mereka yang keliatan miskin. Yang boleh numpang kalo yang bau harum, bersepatu dan berdasi.
Bagaimana kehadiran kita bisa menyelamatkan dan menyembuhkan kalau seperti itu? Saudara, kehadiran Yesus selalu menyela matkan. Apakah kita pengikut Yesus? Sudahkah kehadiran kita menyelamatkan oranglain. Tempat pertama yang harus kita selamatkan adalah lingkungan terdekat kita. Jadilah kita penyelamat bagi Suami-Istri, Anak-anak, Umat pelayanan kita dan orang-orang kerja di sekitar kita. Buatlah mereka merasakan kehadiran Yesus jika kita berada dekat dengan mereka. Semoga. [Jansi Kuntag]
============================================================================================ Mrk. 6: 53-56 53Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid- Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. 54Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. 55Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. 56Kemanapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.