Kamu yang harus memberi mereka makan!
Almarhum ibu saya punya hobby koleksi tas, tapi yang disukainya adalah tas yang besar dan kuat, maka umumnya tas nya terbuat dari kulit. Ibu memang orang yang ‘macak’ sejak remaja, bahkan dalam keadaan terbatas pun masih kreatif menghasilkan segala sesuatu untuk tampil rapi tanpa memberi kesan berlebihan. Sayangnya kedua anak perempuannya tidak bisa ‘semacak’ sang ibu Tapi yang membuat saya kagum adalah isi tas ibu itu lho. Segala nya ada didalam tas ibu, seperti tas Dora emon layaknya. Dari keperluan anak seperti permen, kadang ada mainan kecil terselip, tensoplast sampai berbagai obat-obat P3K ada. Masih diluar perkakas perempuan seperti peralatan kosmetik kadang terselip juga baju ganti anak.
Lho? untuk siapa barang sebanyak ini bu. Ibu saya cuma tersenyum, nanti kamu juga tahu. Maklum ibu terbiasa bepergian dengan anak banyak. Total 7 orang lho. Jadi ada saja yang dibutuhkan anak-anak waktu kecil. Tapi itu kan dulu waktu kami masih kecil. Ternyata kebiasaan itu tidak berhenti dan tas ibu tetap saja tidak berubah. Saya baru mengerti saat di gereja ada umat yang pingsan, maka ibulah yang pertama-tama bangkit dan paling repot mengurusinya. Isi tasnya keluar semua. Ada obat gosok, ada minyak angin, ada salonpas.
Demikian juga setiap kali pergi pasti ia membawa setumpuk uang tunai, buat apa bawa banyak uang, apakah untuk belanja, tanya saya. Ternyata setelah saya amati, ia selalu saja siap membantu siapa saja yang ia temui hari itu. Apakah itu pendeta, romo, suster, bahkan tukang yang istrinya sedang sakit, dan siapapun yang sedang susah, pasti dengan cepat ibu membuka tas Doraemonnya.Wah.. sungguh saya bangga punya ibu yang memikirkan orang lain lebih dari dirinya sendiri.
Satu hal yang saya belajar dari ibu, ia selalu mudah tergerak melihat orang yang mengalami kesulitan, yang membutuhkan pertolongan. Compassion, susah diterjemahkan ya, tapi itulah hati yang berbelas kasihan, yang welas asih. Yang tidak tega melihat orang lain susah. Itulah hati yang dimiliki Yesus, Ia ingin murid-muridNya memiliki hati yang demikian sehingga Ia meminta mereka memberi orang-orang itu makan.
Hati yang berbelaskasihan membuat kita mampu melakukan sesuatu bagi orang lain, berbagi dengan orang lain bahkan saat kitapun tidak memiliki apa-apa. Tapi melalui hati yang tergerak oleh kasih Tuhan, yang terjadi tidak hanya pemenuhan kebutuhan, tapi juga sukacita melimpah bahkan sampai berlebih. Maka tidak salah bila dikatakan “berbahagialah tangan yang memberi” tanpa harus meminta dan mengira-ngira akan mendapatkan balasan apa nantinya. Memberi dengan tulus tanpa pamrih akan menghasilkan sukacita Ilahi, yang tidak terbayarkan dengan apapun selain rasa syukur pada Tuhan. Semoga kita selalu memiliki semangat berbagi, dan dengan tulus mau menolong siapapun tanpa pamrih, tanpa meminta balas jasa dan imbalan di kemudian hari.
Maka jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk bertemu Tuhan saat kita melihat orang-orang yang kelaparan, yang membutuhkan pertolongan. Menolak mereka berarti juga menolak Tuhan yang lapar. Tidak hanya lapar akan makanan tapi juga lapar akan kasih sayang, akan keadilan dan akan kesetaraan. Semoga mata hati kita tidak tertutup melihat kehadiran Tuhan disekeliling kita dan kehilangan kesempatan bertemu dan melayaniNya.
==============================================================================================
Bacaan Mark (6:34-44)
Begitu banyak orang mengikuti Yesus. Ketika Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Ketika hari mulai malam datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi, dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa dan kampung-kampung sekitar sini.” Tetapi jawab Yesus, “Kamu yang harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya, “Jadi, haruskah kami pergi membeli roti hanya dengan 200 dinar dan memberi mereka makan?” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya, mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.” Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu supaya semuanya duduk berkelompok- kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada para murid, supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak itu: begitu juga ikan itu dibagi-bagikan- Nya kepada mereka semua. Dan mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti: dua belas bakul penuh, belum termasuk sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.