“Engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang benar”
Kita sering sekali berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang kita sayangi. Nothing wrong with that. Gak ada yang salah dan gak dosa lah berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi yang membuat kita bisa mendapat kritikan pedas seperti yang diutarakan Yesus ini adalah motivasi dibalik perayaan atau syukuran yang kita adakan.
Masih inget jaman saya mempersiapkan pesta pernikahan. Saya tidak mengenal semua orang dalam daftar undangan, dan saat saya tanyakan ke orang tua saya mereka selalu ada alasan untuk mengundang mereka. Padahal kami berdua tidak ingin perayaan perkawinan yang megah. Kalau bisa biarlah cukup dirayakan dengan Misa Pemberkatan di gereja saja. Tapi usulan kami mendapat tantangan cukup keras, apalagi saya perempuan pertama artinya mereka baru mantu pertama kalinya. Ya sudah daripada ribut, kami mengalah toh mereka juga ingin berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Mereka mengundang semua orang yang membantu mereka saat mereka masih hidup susah. Inilah kesempatan membalas pertemanan, yang diundang senang karena diingat, yang mengundang senang juga karena masih dihitung sebagai teman (terutama yang sudah pada posisi top).
Saat pesta usai kami pun tidak sempat lagi buka-buka kado saking banyaknya. Tapi yang seru, menggelikan dan mengharukan adalah adanya kado-kado yang dibungkus rapi berisi bata atau batu dibungkus kertas koran. Rupanya yang datang pun motivasinya macam-macam, bisa sekedar memenuhi undangan atau (jangan-jangan) sekedar makan gratis. Ada juga yang memberi amplop berisi guntingan kertas koran dan uang seribuan dua buah. Sebenarnya kami tidak mengharapkan apa-apa hanya ingin berbagi rasa syukur bahwa kami berdua berani membuat keputusan terpenting dalam hidup kami. Tapi begitulah kebiasaan yang membuat orang bertindak macam-macam.
Rupanya kebiasaan membuat perjamuan makan menandakan betpa ‘berharganya’ posisi sang tuan rumah dikalangan masyarakat Yahudi. Termasuk siapa saja yang diundang dan berapa banyak undangannya. Yesus diundang karena dia punya kharisma khusus, dicari banyak orang. Tokoh seleb saat itu lah. Mungkin sekretarisnya juga bingung memenuhi undangan yang bersamaan waktunya, sementara para tokoh umat ini memaksa kehadiran Yesus di pesta mereka. Malu kan kalau sudah promosi kemana-mana bahwa Yesus akan datang ke rumahnya, tapi ternyata tidak ada. Atau bisa jadi dengan adanya Yesus, maka sang tuan rumah bisa pamer ke rivalnya, bahkan mengajak orang lain hadir dengan Yesus sebagai Tamu Kehormatan sehingga orang lain pun akan ikut hadir.
Yesus melihat hati setiap orang, termasuk mereka yang kelihatannya punya derajat tinggi dihadapan orang lain, ternyata punya motivasi tersembunyi. Mereka ingin mendapat balasan yang sama dari orang lain hanya untuk menandakan bahwa mereka ingin dihargai. Adalah mudah memang berbuat baik kepada orang yang baik kepada kita. Mudah mengajak orang yang memang sudah sepaham dengan kita.
Yang sulit adalah saat kita ditantang dengn perikop ini untuk menyapa mereka yang tidak dapat membalas kita. Masih tetap kah kita berbuat baik kepada orang yang tidak bisa membalas kebaikan kita? Masih baik hati kah kita kepada orang yang telah menyakiti hati kita? Masih bisa kah kita memberi seyum kepada orang yang menusuk hati kita?
Semoga kita semakin setia dalam segala hal, baik atau buruk keadaannya. Karena untuk bisa terus berbuat baik hanyalah bersumber pada Tuhan, karena segala kehendak dan perbuatan yang baik berasal dari Dia. Marilah kita juga tetap menggalang kerja sama dengan siapapun yang berkehendak baik.
====================================================================
Bacaan Luk 14:12-14
“Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”