Sebagai orang tua di zaman modern ini membesarkan anak adalah tugas yang menakutkan di tengah-tengah sebuah kultur dalam krisis. Penelitian menyampaikan sebuah data statistik yang mengerikan tentang apa yang sedang terjadi setiap hari di Amerika:
* 1.000 remaja wanita menjadi ibu tanpa nikah
* 1.106 remaja wanita melakukan aborsi
* 4.219 remaja mengidap penyakit yang tertular secara seksual
* 500 remaja mulai memakai narkoba
* 1.000 remaja mulai mengkonsumsi alkohol
* 135.000 anak-anak membawa sebuah pistol atau senjata lain ke sekolah
* 3.610 remaja dilecehkan; dan 80 diperkosa
* 2.200 remaja berhenti dari sekolah menengah
* 7 anak (usia 10-19 tahun) dibunuh
* 7 anak muda (17 tahun dan kebawah) ditangkap karena pembunuhan
* 6 remaja bunuh diri
Tidak heran bahwa banyak pria menghadapi tugasnya sebagai ayah dengan rasa takut dan gentar. Menjadi ayah bukan saja, dalam banyak hal, merupakan pekerjaan yang paling menakutkan di dunia, melainkan juga pekerjaan yang paling dibutuhkan di dunia.
Tugas sebagai seorang ayah merupakan kepentingan yang kritis, dan tidak pernah sedemikian rupa sedari saat ini dan zaman ini. Hubungan seorang anak dengan ayah merupakan sebuah faktor yang menentukan dalam kesehatan, perkembangan, dan kebahagiaan pemuda atau pemudi tersebut.
Pertimbangkan temuan-temuan yang didokumentasikan dengan baik berikut ini:
* Dr. Loren Moshen dari Natioanal Institute of Mental Health, menganalisis orang-orang yang disensus di Amerika Serikat dan menemukan bahwa absennya seorang ayah menjadi faktor yang lebih kuat dalam kontribusi kenakalan anak-anak daripada faktor kemiskinan.
* Sekelompok ilmuwan Yale tentang perilaku mempelajari kenakalan anak-anak dalam 48 kebudayaan di seluruh dunia dan menemukan bahwa tingkat kejahatan tertinggi di antara orang-orang dewasa adalah mereka yang masa kanak-kanaknya hanya dibesarkan oleh seorang wanita.
* Dr. Martin Deutsch menemukan bahwa kehadiran dan percakapan seorang ayah, khususnya saat makan malam, menstimulasi seorang anak untuk berprestasi lebih baik di sekolah.
* Sebuah studi dari 1.337 dokter medis yang lulus dari Johns Hopkins University antara 1948 dan 1964 menemukan bahwa tidak adanya kedekatan dengan orang tua adalah faktor umum dalam hipertensi, penyakit jantung koroner, tumor ganas, penyakit mental dan bunuh diri.
* Sebuah penelitian terhadap 39 gadis remaja yang menderita penyimpangan pola makan, anorexia nervos, menunjukkan bahwa 36 di antaranya mempunyai satu denominator yang sama: tidak adanya hubungan yang dekat dengan ayah mereka.
* Para peneliti Johns Hopkins University menemukan bahwa ‘gadis-gadis remaja kulit putih’ yang hidup dalam keluarga tanpa ayah, mempunyai kecenderungan 60% melakukan hubungan seks di luar nikah dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam keluarga dengan kedua orang tua. [ Nita ]
Penelitian Dr. Armand Nicholis menemukan bahwa seorang ayah yang absen secara emosional atau fisik, memberi kontribusi kepada seorang anak: (a) Motivasi yang rendah untuk berprestasi; (b) Ketidakmampuan untuk menunda kepuasan langsung demi ganjaran/hadiah dikemudian hari; (c) Harga diri yang rendah; dan (d) Kerentanan terhadap pengaruh kelompok dan kenakalan anak-anak.
SAYA TIDAK MENGECILKAN PERAN PENTING SEORANG IBU, TETAPI
SAYA PERCAYA BAHWA KELUARGA YANG BERHASIL DIMULAI DARI SUAMI
(James Dobson)
PS : artikel ini tidak dimaksudkan untuk mengecilkan peran dari single mother, tapi hanya untuk melihat bahwa peran seorang Bapak yang mencintai keluarga dalam keluarga yang lengkap sangat penting dalam sebuah keluarga.
September 26, 2008 at 12:23 pm
Syalom bu Ratna..
Ini pertama kali saya berkunjung ke blog ibu. Saya senang dengan blog ini karena banyak tulisan disini yang sangat inspiratif, menebar kasih dan motivasi kepada yang baca..maju trus ya bu didalam Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. JBU.
September 29, 2008 at 12:16 am
Bu Ratna,
Saya kira betul bila sang bapak adalah seorang bapak yang baik, sebab bila bapaknya amburadul, tukang kawin-cerai, ya sami mawon … sama saja
Tulisan ini tidak mengecilkan peran single mother, tapi malah mengajak para bapak untuk hidup di “jalan” yang benar, agar menjadi tauladan anak-anaknya
Berkah Dalem
September 30, 2008 at 9:29 am
Untuk bang Sahala juga pak Just, saya doakan agar anda menjadi bapak yang baik dan mampu mengajak bapak-bapak yang lain menjadi lebih baik ya. Wah kalau semua bapak di Indonesia seperti ini rasanya kita perlu merayakan Kebangkitan Nasional yang sesungguhnya ya. Ibu-ibu tentu akan sangat senang dengan para kepala keluarga yang memang sungguh dapat diandalkan.
AMDG/RA