Fiat Voluntas Tua

Sehat Dulu, Baru Siap Diutus

| 0 comments

Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang”

Buat setiap ibu paling sedih kalau ada anggota keluarga yang sakit di rumah. Kegiatan rutin menjadi terganggu, apalagi urusan domestiknya saja tidak ada habisnya. Kalau ditambah ada pasien di rumah, maka jadualnya perlu di tinjau ulang. Telpon dan daftar ke dokter, siap-siap antre dokter, ke lab atau fisio teraph dan ambil obat. Belum lagi mesti cek apa bisa pakai kartu debet, kalau tidak wah udah capai antri eh.. harus ke ATM dulu. Di rumah pun mesti mengecek terus apa makanan dan obat sudah diminum, pasien istirahat cukup apa tidak. dsb. Tugas menjadi tambah berat bila pasien mesti mondok di rumah sakit, atau sakitnya menahun sehingga membutuhkan kesabaran extra. Suasana rumah pasti tidak secerah bila semua anggota keluarga sehat. Apalagi kalau yang sakit justru sang ibu, wah seisi rumah bisa keteteran deh bahkan si doggie juga ikut stress karena kurang belaian kasih sayang.

Maka dalam perikop hari ini, Yesus mengutus murid-muridNya dan memberikan mereka tenaga dan kuasa untuk mewartakan Sabda dan juga menyembuhkan orang sakit. Pewartaan Sabda akan sangat efektif bila dilakukan bersamaan dengan kunjungan-kunjungan bagi mereka yang sakit. Walaupun demikian diperlukan kepekaan seorang pewarta sabda untuk mengenali orang-orang yang sakit disekitarnya.

Saat ini banyak sekali orang yang sakit tidak bisa tidur, badannya kelihatan sehat tapi yang sakit adalah pikiran dan hatinya yang tidak damai dan tidak tenang. Takut menghadapi masa depan, takut akan usaha yang bangkrut, takut dengan kondisi ekonomi yang memburuk, ada juga yang sakit karena kurang kasih sayang, kurang perhatian. Semuanya ini tidak membangun suasana sehat yang membuat hati gembira dan pikiran terbuka. Sakit pikiran dan perasaan justru lebih membahayakan karena tidak terlihat dan bahkan bisa membuat badan lemah seperti tekanan darah meningkat, lambung yang bermasalah, insomnia, kerja jantung yang berat bahkan selera makan yang menurun dsb.

Nah bisa dibayangkan bila dirumah ada yang sakit seperti ini, maka yang ada adalah suasana murung, atau justru ada yang sering marah-marah gara-gara stres di kantor dibawa pulang ke rumah.  Ujung-ujungnya yang paling lemah dan paling kecil jadi korban. Anak-anak bisa gemetar ketakutan karena hardikan orang tua yang stress atau bahkan mendengar orang tuanya saling beradu kata. Padahal anak-anak sudah cukup stress dengan padatnya kurikulum disekolah.

Marilah menjadi pewarta kabar baik yang menyertakan kasih dalam perbuatan, pikiran dan perkataan. Bukan mengandalkan kekayaan dan pangkat serta kekuasaan tapi mengandalkan rahmat dan kasih Tuhan senantiasa, sehingga kita bisa melihat hati-hati yang terluka serta menyebuhkan mereka. Lebih sering kita sibuk mempersiapkan ‘bekal hidup’ seperti makanan, pakaian dan segala harta duniawi padahal yang diutamakan adalah mengandalkan rahmatNya. Oleh karenanya pewartaan Sabda yang membawa pemulihan hanya bisa dilakukan kalau kita sendiri penuh dengan hati yang gembira, optimisme dan  telah disembuhkan oleh Nya. Sakramen Ekaristi membawa setiap hati dan jiwa yang terluka dan terbuka untuk disembuhkanNya. Sakramen Pengakuan Dosa pun disediakan sebagai limpahan kasih Allah yang memulihkan dan menyembuhkan kita. Mereka yang telah dipulihkan siap dengan berkat pengutusan dan siap berbagi Kabar Baik. Maka marilah kita memiliki batin yang sehat senantiasa, siap untuk menerima pemulihan secepatnya, agar mampu mewartakan rahmatNya untuk menyembuhkan orang lain.

Ya Tuhan, aku tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka aku akan SEMBUH.

=====================================================================

Bacaan Luk 9:1-6

“Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.