“Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.”
Seorang kawan aktivis diparoki bercerita bagaimana bahagianya dia, deg-degan tidak bisa tidur semalaman menjelang keberangkatannya ke bali dan jogya. Baru kali ini dapat hadiah tiket pesawat terbang ke Jogya untuk menyaksikan tahbisan imam dan dilanjutkan dengan liburan 2 hari di Ubud Bali. Dengan penghasilan pas-pasan sebagai karyawati dan masih tinggal di rumah orang tuanya di gang sempit, walaupun masih single ia tidak berani bermimpi sampai ke Bali. Ia membayangkan seperti apa rasanya di atas awan saat naik pesawat, seperti apa indahnya bali dengan mengingat apa yang pernah dilihat di televisi. Akhirnya setelah pulang ke Jakarta, semua orang yang ia temui tahu kisahnya; bagaimana dan apa saja yang dihadapinya sepanjang perjalanan. Pengalamannya tentang mobil yang mogok dijalan, koper yang gak bisa dibuka, sakit perut dan adu mulut dengan penjual asongan , semua itu dikisahkannya tapi tidak ada artinya dibanding kan sukacita sampai di pulau dewata. Hatinya sudah terbang duluan ke Bali, sehingga segala yang tidak enak yang dialaminya tidak masalah saat sudah sampai disana.
Demikian juga dalam perjalanan hidup ini yang tidak selalu mulus seperti yang direncanakan. Perkawinan yang diimpikan akan berakhir bahagia, ternyata ditimpa badai. Pasangan didera penyakit yang berkepanjangan, Anak-anak bermasalah. Kena tipu partner dagang. Kita bisa terkaget-kaget dengan berbagai hal disekeliling kita. Bagaimana kita menghadapinya tergantung dimana kita menempatkan hati kita. Kalau kita menaruh hati kita pada seseorang atau kepada kekayaan dan kemampuan diri sendiri yang fana, rasanya kita bisa berakhir dengan kekecewaan. Tapi kalau kita menempatkan hati kita pada hal yang benar, pada pengertian akan Kerajaan Surga yang diatas segala-galanya; maka semua yang kita alami terutama yang sulit, pahit dan menyedihkan menjadi tidak ada artinya dibanding kebahagiaan dalam kasih Allah.
Injil hari ini mengingatkan kita akan begitu berharganya kerajaan Allah itu sehingga kita rela melepaskan segala sesuatu sebagai pegangan kita, dan berusaha sekuat tenaga untuk terus mencapainya. Si pedagang tahu persis untung ruginya memiliki mutiara yang begitu berharga, sehingga ia berani melepaskan yang lainnya demi mendapatkan mutiara ini. Pasti cuan besar lah !
Ada konsekwensi yang diambil untuk bisa mendapatkan ‘mutiara’ dan ‘harta karun’ yang begitu berharga bagi hidup kita. Semoga kita berani melepaskan yang lainnya demi Kerajaan Allah, dan senantiasa setia berusaha memelihara dan menjaganya agar tidak terlepas. Segala kesulitan dan tantangan yang kita hadapi dalam perjalanan hidup kita, tidak ada artinya dibandingkan kebahagian dan sukacita yang menanti kita; karena kita percaya kita ada dalam genggaman Nya- Providentia Devina.
====================================================================
Bacaan Mat 13:44-46
“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”(Mat 13:44-46),
September 4, 2008 at 9:34 am
salam kenal dari anak Cepu jateng . aku salut dengan karyamu yang indah boleh belajar ama kamu tentang kata2 mutiara indah.