Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Rasanya hari-hari ini kita diminta merenungkan benih Kerajaan Allah terus menerus, sampai kita mengerti. Kalau kita tidak berusaha mengerti setiap maksud Tuhan, memahami dengan hati terbuka bahkan siap untuk mengembangkan dan melaksanakan ajaranNya; maka benih Kerajaan Allah yang memberikan damai sejahtera tadi akan diambil si jahat. Apa artinya ? Si jahat akan membuat kita mengambil tindakan-tindakan untuk senantiasa menjauhi Allah, bahkan tidak tertarik untuk merenungkan SabdaNya lebih dalam lagi. Akhirnya yang diambil adalah damai sejahtera, yang tinggal dan tumbuh adalah ketakutan dan kekhawatiran yang semakin lama semakin besar.
Menerima sabdaNya juga perlu di tindaklanjuti dengan perubahan paradigma dan sikap, sehingga berakar dalam kehidupan kita. Kalau inipun tidak atau belum dilakukan maka yang ada adalah iman yang rapuh dan belum berakar. Tidak sanggup bertahan dalam ujian iman, dalam penganiayaan dan dalam tekanan. Tidak siap memanggul salib penderitaan sebagai pengikut Kristus, karena sudah nyaman dengan PW nya (Posisi Wuenak). Orang seperti ini merasa bahwa ikut Tuhan itu ‘nyaman’, tidak ada yang sulit, tidak ada yang berat, menyenangkan selalu.Paradigma ini bisa menjauhkan kita dari pengikut Kristus yang siap memanggul salib. Lupa bahwa dalam penganiayaan dan penderitaan ada penyelenggaraan Ilahi, Allah tidak membiarkan kita menghadapinya sendiri.
Akhirnya yang menjadi subur justru kekhawatiran dan ketakutan serta kenikmatan dunia yang menguasai kehidupan manusia, membutakan kita akan rahmat Allah yang telah dicurahkan bagi kita. Pelan tapi pasti kita akan mati binasa karena terhimpit. Karunia mendapatkan hidup kekal, akan diambil daripadanya.
Tetapi bila kita mau berusaha senantiasa mencari dan memahami maksud dan rencana Allah, menekuninya dalam doa dan keheningan, merefleksikannya sesering mungkin. Bahkan membersihkan diri senantiasa melalui pertobatan terus menerus, maka pelan tapi pasti paradigmanya yang mengarah kepada Allah pasti mengubahkan setiap pola pikir, rencana hidup, perkataan bahkan perbuatannya. Kita dimampukan untuk melipatgandakannya lagi karena menyadari penyelenggaraan Ilahi dalam hidup kita. Kerendahan hati membuahkan pertobatan, pertobatan penting bagi pertumbuhan iman dan akhirnya kesetiaan membuahkan hasil yang berkelimpahan.
====================================================================
Bacaan Mat 13:18-23
13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.