Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Mat 11: 28-29)
Di banyak acara Kebangunan Rohani, rekoleksi atau retret, ayat ini paling sering dijadikan tema. Undangan Yesus membuat banyak orang terpesona untuk menghadirinya, terutama mereka yang sedang diliputi berbagai masalah. Semakin banyak kita temui orang stress akibat kesulitan keuangan, kesehatan, pekerjaan, jodoh dan keluarga. Tetapi sayangnya di jaman yang serba instant ini, orang sering mencari solusi yang juga instan. Maunya sekali datang rekoleksi cespleng, manjur dengan satu sentuhan, sekali datang ke acara retret, didoakan dan …selesai lah sudah. Saat kembali ke kehidupan semula, lho kok masalahnya gak berubah; ya iyalah … lha wong hati dan sikapnya juga belum berubah. Tentu cara pandang menghadapi masalah juga belum berubah.
Padahal dalam Injil hari ini dikatakan bahwa untuk mendapatkan kelegaan dan ketenangan memang kita diundang untuk datang kepada Yesus. Tapi setelah datang pada Yesus, kita juga perlu penyerahan diri seperti sapi yang dipasang kuk. Kita mau menyediakan diri dipimpin dan dikemudikan kemanapun oleh Yesus agar dapat mencapai kelegaan dan ketenangan yang membebaskan kita. Kita merindukan hidup yang lebih berbahagia, tapi kita lebih sering takut untuk menyerahkan hidup kita secara total kepada Yesus. Ironisnya, kita ingin diberkati, tapi tidak mau dipakai untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita mau datang pada Yesus hanya saat kita punya masalah saja, setelah itu … kemana kita? Siap untuk menyerahkan beban kita pada Yesus, tapi tidak siap menukarnya dengan kuk yang akan dikendalikan oleh Yesus.
Seperti sapi yang dipasang kuk, sapi pun membantu petani mempersiapkan tanahnya. Kita akan diarahkan Yesus untuk menjadi saluran rahmat bagi banyak orang, mewartakan kasihNya kemana-mana sambil terus diproses agar kita memiliki hati seperti Dia yang rendah hati dan lemah lembut. Padahal kalau saja kita mau tunduk pada bimbingan Roh Kudus, maka kita akan hidup dalam ketenangan dan kelegaan seperti Doa Bapa Kami, di bumi seperti didalam Surga. Kasih Bapa begitu dalam mencintai kita, sedalam samudra, seluas langit, tidak terbatas dan tak terbayangkan.
Hanya mereka yang telah mengalami kasih Tuhan yang tak terhingga, mampu mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihinya. Seorang yang telah diampuni Tuhan, pasti bisa mengampuni orang lain. Seorang yang murah hati, berbelas kasihan pasti pernah mengalami belas kasihan Tuhan, sehingga tidak pernah memperhitungkan balas budi dari orang lain. Mereka yang mau belajar pada Yesus untuk memiliki hati yang lemah lembut dan rendah hati, biasanya tahan banting, tahan menderita dan disakiti, sudah mati iri-hatinya dan sudah putus urat marahnya. Karena yang dia pandang hanya Yesus yang membimbingnya sampai kehidupan abadi. Dia tidak merasa terbeban dengan berbagai permasalahan karena percaya bahwa Yesus ada bersamanya, and that is more than enough.
Ya Yesus yang lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti hatiMu.
====================================================================
Bacaan Mat 11:25-30
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”