Sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal Aku tiga kali
Mengapa sering kita alami rasa sesal diakhir suatu kejadian. Menyesal telah marah atau menuduh hal yang tidak benar. Menyesal tidak dapat menepati janji. Menyesal bahwa ternyata tindakan yang kita pilih adalah tindakan terbodoh yang kita lakukan. Saat bertindak kita pikir, kitalah yang paling tahu. Bahkan kita yakin pada waktu itu bahwa pilihan dan tindakan kita benar, dan tidak salah pilih lagi.
Injil hari ini menjabarkan sifat Tuhan Yesus yang Maha Tahu. Ia tahu apa yang ada di hati Yudas dan juga rencananya menjual Yesus. Ia juga tahu bahwa Petrus belum sungguh-sungguh rela berkorban bagi Nya, bahkan akan menyangkal 3 x. Tuhan juga tahu setiap kelemahan kita dan berbagai kemungkinan kita akan jatuh dalam dosa. Tuhan tahu bahwa dengan kelemahan itu kita akan menjauh dariNya.
Tapi satu hal juga disiratkan bahwa Tuhan siap menjaring kita dengan cintaNya. Rasa cintaNya yang kuat lah yang membuat Yudas dan Petrus menyesali kesalahannya. Mereka berharap Yesus yang Maha Sakti mandraguna akan tampil sebagai pemenang, menjadi orang nomor satu. Walaupun telah bersama-sama Yesus lebih dari tiga tahun, mereka belum memahami maksud Yesus. Mereka tidak menyangka bahwa Yesus tidak mau menggunakan ‘kekuatan’ supranatural Nya yang bisa membangkitkan orang mati, untuk membebaskan diriNya dari hukuman. Yesus justru memilih mati di kayu salib. Inilah yang membuat mereka menyesal, salah mengartikan Yesus.
Kita sama seperti Yudas dan Petrus, bisa terperangkap dengan keputusan kita sendiri. Cinta Tuhan Yesus berbicara pada hati nurani mereka, menyebabkan mereka menyesali kesalahannya. Sebagai manusia mereka juga memiliki kehendak bebas untuk bertindak. Rahmat pengampunan pun telah disiapkan Tuhan bagi kita saat kita menyesali perbuatan kita. Sayangnya Yudas memilih menyesal dan membunuh dirinya. Ia menolak rahmat pengampunan yang telah disediakan. Sedangkan Petrus menyesal dan memilih bertobat dan menerima rahmat pengampunan untuk kembali kepada tugas perutusannya.
Saat kita menyesali kesalahan kita, saat itulah Tuhan menyentuh kita dengan kasihNya. Pertanyaannya, setelah itu apa pilihan kita? Apakah kita memilih seperti Yudas, tenggelam dalam penyesalan berlarut-larut dan menolak rahmat pengampunan Tuhan? Semoga kita memilih seperti Petrus, memperbaiki kesalahannya dan kembali kepada panggilan perutusannya.
========================================================
Bacaan :Yoh 13:21-33.36- 38
“Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”