Hari menjelang Peringatan Wafat Tuhan Yesus dimanfaatkan Gereja masa kini untuk sejumlah hal. Mengapa? Pusat penebusan adalah Wafat Tuhan untuk menebus dosa kita sampai dibangkitkan kembali oleh Bapa. Tetapi sebelum itu, Tuhan telah menganugerahkan karunia yang tidak terbilang. Karunia utama adalah karunia ganda dalam diwariskanNya Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat untuk memimpin umat agar Sakramen Ekaristi dapat terus menerus dirayakan.
Dengan Karunia Ganda itu diingatkannya kepada kita, betapa Gereja menjadi umat yang diurapi tanpa henti. Oleh sebab itu, pada hari Kami Putih dikenangkan juga Minyak Suci untuk pengurapan-pengurapan penting dalam Gereja, yaitu Sakramen Baptis, Sakramen Krisma dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Peringatan itu dirayakan dalam Misa Krisma, menjelang Misa Kamis Putih Agung. Perayaan Sakramen Krisma diselenggarakan secara beraneka dalam Keuskupan-keuskupan : ada yang pada hari Kamis Putih pagi (seperti di Keuskupan Agung Jakarta), ada pula pada hari Rabu atau
Selasa atau Senin, selaras dengan kemungkinan terbaik daerah yang bersangkutan.
Pada Misa Krisma itu selain pemberkatan minyak suci, juga pembaharuan janji imamat semua imam bersama Uskup di Keuskupan. Umat biasanya menjadi saksi dalam pengucapan pembaharuan janji imamat, seperti ketika tahbisan imamat di mana pun.
Dalam Minggu Suci, inilah perayaan Kontemplasi Kedua, setelah Kontemplasi Pertama di Minggu Palem, ketika inti kebaktian kita tidak terletak dalam banyak dan panjangnya pengajaran, melainkan dalam mengkontemplasikan – menatap penuh bakti – Tuhan yang menyatu dan berkarya bersama umatNya. Selamat Berkontemplasi.