Dear friends.
Ijinkan saya mempromosikan sebuah film yang sedang hangat dibahas di kalangan umat Kristiani berjudul “OCTOBER BABY”.
Film ini dibuat berdasarkan kisah sejati dari GIANNA JESSEN, seorang tokoh “Pro-life” dan “Abortion survivor” dari Amerika Serikat.
***Sekilas kisah mukjizat Gianna Jessen
Bunda Teresa dari Kalkuta berkata: “God is using Gianna to remind the world that each human being is precious to Him.”
Gianna Jessen hadir di dunia ini secara mengejutkan. Ibu kandungnya yang berusia 17 tahun tahu dia tengah hamil, tetapi tidak menghendaki kehamilannya itu dan memutuskan untuk melakukan prosedur aborsi dengan penyuntikkan saline beracun ke dalam rahimnya selama masa trimester ke-tiga kehamilannya. Jessen, yang berusia 7,5 bulan di dalam rahim ibunya, selama 18 jam berada dalam proses aborsi “yang membakar tubuh bayi”, katanya. Ibu kandungnya diharapkan melahirkan jabang bayi mati. Namun, ketika Jessen yang berberat 2 Pon itu lahir, dia hidup.
“Aku tidak mati hari itu,” kata Jessen. “Aku dilahirkan dalam keadaan hidup di sebuah klinik aborsi di Los Angeles County di ruangan yang penuh dengan gadis-gadis remaja yang sudah memiliki suntikan saline dan merasa yakin bahwa anak-anak mereka meninggal dalam kandungan mereka.”
Jessen menderita “cerebral palsy” akibat kekurangan oksigen di dalam rahim dan dia tidak diharapkan untuk dapat menahan kepalanya, duduk, merangkak atau berjalan. Ibu angkatnya melatih Jessen, yang pada usia 3 ½ tahun mulai berjalan dengan walker dan penyangga kaki. Hari ini, Jessen berjalan dengan pincang di kaki kirinya.
Jessen telah melakukan panjat tebing dalam ruangan dan pelatihan maraton untuk Music City di Nashville. Dia juga berencana untuk mengambil pelajaran tari Tango. Jessen juga menulis dan menyanyikan lagu, mulai dari balada cinta sampai pada masalah sosial.”Jangan pernah berkata tidak pernah,” katanya dalam sebuah wawancara telepon baru-baru ini. “Seseorang dan Tuhan selalu memiliki kesempatan untuk maju. Tidak penting pada kondisi apakah engkau berada, kau selalu bisa melakukan sesuatu, bahkan jika itu hanya hal yang terkecil sekalipun.”
Pada hari Natal ketika dia berusia 12 tahun, Jessen mengetahui bahwa ia telah selamat dari upaya aborsi. Ibu angkatnya berkata kepadanya bahwa ibu kandungnya waktu itu masih muda dan tanpa harapan.”Aku digugurkan, bukan?” Jessen bertanya. Ibu angkatnya menegaskan hal itu. Namun mendengar kisah itu Jessen tetap bersikap tenang.
“Ini pasti pekerjaan Tuhan, karena waktu itu aku tidak panik,” ingat Jessen. “Aku sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus membiarkan saya hidup dan saya tidak akan berjalan hari ini jika bukan karena kasih karunia Allah dan kuasa Kristus. Aku tahu bahwa ketika engkau membutuhkan Tuhan untuk berjalan setiap hari, kau tahu bahwa Allah itu nyata.”
Jika seorang wanita mengatakan kepadanya bahwa dia sedang mempertimbangkan aborsi, Jessen berkata dia akan mendengarkan wanita itu, kemudian membawanya ke pusat krisis kehamilan untuk tes dan konseling. “Aku akan mengatakan bahwa memilih melakukan aborsi adalah sesuatu yang tidak akan pernah dilupakannya,” kata Jessen, yang lebih menganjurkan adopsi. “Tidak mampukah kita hanya memberi sedikit dan berkata, ‘Aku tidak mungkin menjadi ibu yang terbaik untuk anak ini, tapi aku mencintai anak ini cukup untuk berkorban baginya’? ” tanyanya. “Bukankah itu cinta yang utama?”
Sekilas Film “OCTOBER BABY”
“You saw me before I was born” Psalm 139:16
OCTOBER BABY is a coming of age story of Hannah, a beautiful 19 year old college freshman … When she discovers she was adopted it comes as a shock, but Hannah’s world is rocked even more when she learns why she was never told before.
Watch the Trailer of the film at the official website: http://www.octoberbabymovie.net/
To buy the DVD of October Baby, here is the link: http://www.octoberbabymovie.net/buynow
Show October Baby at your Church or pregnancy resource center.
The producers of OCTOBER BABY have assigned 10% of the profits of the movie to the Every Life is Beautiful Fund, which will distribute funds to frontline organizations helping women facing crisis pregnancies, life-affirming adoption agencies, and those caring for orphans.
Salam kasih dan doa.
Shirley – Milan