“Aku tidak memerlukan hormat dari manusia”
Sejak beberapa tahun lalu nama saya terdaftar dalam Buku Pewarta terbitan BPK PKK KAJ (Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik Keuskupan Agung Jakarta). Artinya mereka yang namanya terdaftar dalam buku tersebut adalah orang (awam) yang dikenal oleh suatu komunitas atau Persekutuan Doa dan telah mendapatkan ‘restu’ dari romo moderatornya. Walaupun demikian menjadi pewarta untuk kelompok karismatik katolik diwajibkan mengikuti pertemuan pembinaan oleh BPK PKK KAJ. Setiap masukan dan kritik terhadap pewarta dicatat dalam lembar evaluasi yang dikirimkan ke BPK PKK KAJ. Jadi pewarta juga bertanggung jawab terhadap setiap renungan dan pengajaran yang disampaikan.
Yang paling menakutkan buat saya setiap kali diminta membawakan renungan di PD (Persekutuan Doa) adalah lebih sering memberitakan diri sendiri dibandingkan memberitakan Yesus. Lebih banyak kata “saya” dibanding menyebutkan “Yesus”. Apalagi kalau setelah selesai PD, ibu-ibu datang dan memuji renungan dan kesaksian saya yang katanya bagus, menyentuh, membuat terharu dsb. Ini makanan sedap yang langsung disambar bagi orang2 narsis. Melambung rasanya, jadi senyum2 lega dan kadang gak tahu mesti ngomong apa. Tapi akhirnya saya sadar (halah … narsisnya keluar juga) ….
bahwa saya diundang untuk memberitakan Yesus, bahwa saya bisa begini pun karena pekerjaan Roh Kudus dalam hidup saya.
Maka setiap kali sebelum mulai saya berdoa memohon Tuhan menyembunyikan saya dibalik salibNya. Hanya Dia yang saya beritakan, hanya kasih dan rahmatNya yang saya ceritakan. Dan setiap kali dapat pujian saya balik bertanya, bagusnya di bagian mana bu, ibu teringat apa karena renungan tadi atau setelah ini apa yang ibu akan lakukan. Lebih sering jawabannya juga absurd: apa ya? bagus semuanya deh… Ahha… yang begini ini bisa jadi jebakan kaum narsis.
Renungan hari ini mengingatkan saya bahwa Yesus pun gak membutuhkan pujian dan hormat dari manusia. Bahkan Yesus mengatakan bahwa Ia tidak bisa bersaksi tentang diriNya sendiri, katanya kesaksianNya tidak benar. Artinya kalau Yesus cerita tentang diriNya sendiri namanya narsis, cinta diri. Harus orang lain yang menyatakan kesaksian dan perbuatanNya. Orang-orang yang disembuhkan lah yang harus mewartakan pekerjaan-pekerjaan Allah yang luar biasa. Mereka lah pewarta Sabda yang sesungguhnya.
Jadi dalam setiap karya dan tugas pewartaan saya, saya gak usah menunggu-nunggu pujian dan komentar orang-orang, termasuk komentar terhadap renungan saya di email dan di blog ini. Bukannya sombong atau gak mau terima feedback, tapi ya itu tadi… saya takut banget terpeleset jadi najong alias narsis dan nanti malah gak jadi masuk Surga
Ya Tuhan, pimpinlah aku hari ini dengan Roh KudusMu, agar semua yang saya lakukan dan katakan dapat membuat orang lain berpaling dan kembali intim dengan Tuhan, menikmati kasih dan rahmatNya sepanjang hari, sepanjang sisa hidup kita.
PS: Kalau mau tahu bedanya narsis dan PeDe (percaya diri) silahkan mampir ke artikel kesehatan di Kompas.com
==================================================
Bacaan : Yoh 5:31-47
“Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yangdiberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.”