Lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Masalah tubuh memang jadi sensitif buat perempuan, baik sejak remaja sampai dewasa. Gemuk pusing, langsing pusing juga. Kalau gemuk takut nanti isinya bibit penyakit, kalau langsing nanti perlu ongkosnya banyak … soalnya kan perlu gonta ganti baju Dibungkus seluruh badan panas, kalau agak buka-buka dikit kok kayaknya diobral gitu. Gak cantik nanti gak laku, tapi kalau cantik biaya ‘maintenance’ juga mahal. Jarang ada lelaki menoleh kalau melihat perempuan tidak ‘menarik’. Suami sendiri kalau lihat istri ‘lecek’ juga sebel kan?
Maka bila tidak menjaga hati dan bijaksana, wanita juga bisa salah bertindak menghadapi tubuh yang telah dikaruniakan Tuhan. Batas nya sumir antara menjadi penggoda dan digoda. Apalagi bagi lelaki yang cuma bisa ‘melihat’, kalau tidak hati-hati dengan mata malah berujung taruhan nyawa. Ingat kisah Raja Daud dan Betseba? Sekarang pun tidak kurang berita kriminal di koran-koran sekitar relasi perempuan dan laki-laki.
Injil hari ini rasanya lebih keras dibanding hukum perjanjian lama dalam tradisi Yahudi dimana tangan ganti tangan, mata ganti mata. Ajaran Yesus justru meminta sebelum bersalah, lebih baik mata dicungkil sendiri, tanganpun dipotong sendiri. Wah sadis amat ya. Begitulah kerasnya Yesus berpegang pada pentingnya menjaga kesetiaan. Godaan akan selalu datang, lagipula mana ada godaan yang menakutkan, selalu menyenangkan awalnya tapi bisa berujung kesengsaraan. Apalagi kalau kita menjadi korban ketidaksetiaan, rasanya ingin juga membalas dengan cara yang sama. Akhirnya berakhir dengan semakin menjauh dari kedamaian, dari kasih Allah. Tidak ada damai dalam rumah tangga, hilang kasih antara pasutri, tidak ada yang betah di rumah, tinggal luka menganga disisakan pada anakanak. Rumah bagaikan neraka bagi anak-anak. Tidak ada damai, miskin tawa dan senyuman.
Setiap kali kebagian mengajar Spiritualitas Perkawinan didalam Kursus Persiapan Perkawinan, saya dan suami seperti memandang kembali perjalanan cinta dan iman kami selama duapuluh tahun pernikahan ini. Menemukan kehadiran Allah didalam pasangan saat kita terlena, saat lalai merupakan kenangan indah. Saya tidak melihat bahwa pasangan saya sedang mengkritik saya bila didapatinya ada hal-hal yang tidak pada tempatnya. Tapi saya mencoba melihat dari sisi pandang lain, apa yang Allah ingin katakan pada saya pada situasi tersebut. Perlu kerendahan hati untuk mengakui sisi lemah kita.
Tidak mudah memang mengajak pasangan yang akan menikah memahami kehadiran Allah disaat sulit,apalagi cuma dalam satu weekend saja. Tetapi paling tidak kami dapat berbagi pengalaman tentang bagaimana mengenali Allah dalam segala peristiwa yang membuat kita miris. Roh Kudus sang penolong selalu menyertai kita, kurang apa lagi? Maka biarlah yang sudah dipersatukan Allah, jangan diceraikan manusia…
===============================================================
Bacaan ; Mat 5:27-32
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah