Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.
Sekarang ini banyak sekali orang yang mengambil kesempatan bahkan kalau perlu mencuri kesempatan untuk kepentingannya sendiri termasuk mengorbankan orang lain. Etika bisnis bahkan etika politik pun patut dipertanyakan, kemana moral dan nilai-nilai luhur yang diperjuangkan para founding father negara ini ? Yang punya kesempatan karena kedekatannya dengan para pengambil keputusan, bisa melakukan eksploitasi besar2an lahan hutan dan pertambangan sampai bumi menangis pun tidak terasa lagi, apalagi jeritan rakyat takkan terdengar. Yang punya kesempatan untuk supply tenaga kerja pun mencari cara mengeksploitasi orang-orang desa yang lugu dan minim pengetahuan untuk dipekerjakan semena-mena. Manusia sudah menjadi komoditi ekspor, tinggal berupa nomor passport, itupun kalau masih ada.
Tidak banyak pemimpin dan pebisnis menggunakan kesempatan yang ada untuk melakukan yang terbaik “mumpung” masih ada waktu, mumpung masih menjabat, mumpung masih kenal pejabat. Ada pemimpin yang melakukan hal terbaik dengan membuat sistem pemerintahan yang bersih, meminimalisir kemungkinan ‘hankypanky’ dalam pelayanan publik. Karir politik mereka saat menjadi penguasa memberikan arti kehidupan bagi rakyat setempat, walaupun periode beikutnya keadaan bisa berubah. Ada juga pengusaha yang gencar dengan berbagai karya layanan masyarakat dengan membangun sarana pendidikan dan kesehatan di kampung kumuh. Bisa saja dikatakan ‘carmuk’ atau ‘jaim’ demi pencitraan, tapi karya tersebut sungguh berarti bagi mereka yang terbatas secara finansial.
Perikop hari ini mengingatkan kita bahwa setiap kita punya kesempatan saat menunggu kedatangan Tuan Rumah yang tidak pernah diketahui. Bisa sebulan lagi, bisa sepuluh tahun lagi. Who knows. Tapi satu hal kita diingatkan bahwa kita punya kebebasan memilih, manusia memiliki ‘free will’ , yang merupakan kodrat sejak diciptakan. Termasuk memilih untuk tidak percaya adanya Sang Pencipta juga memilih cara terbaik menunjukkan hormat takzimnya pada sang empunya kehidupan (buat yang percaya).
Dalam masa penantian kita bisa menggunakan saat-saat yang ada dengan menyebarkan karya yang terbaik. Tapi juga kita bisa jadi bosan dan apatis sehingga justru tidak berbuat apa-apa. Sementara ada orang lain justru aji mumpung, apapun di eksploitasi demi perutnya sendiri. Ada juga yang memilih terus mengkritik segala yang baik (apalagi yang jelek) dari orang lain, biasanya jenis ini lebih sibuk dengan mulutnya daripada tangan dan kaki yang sibuk bekerja. Manakah pilihan kita? Yang jelas bagi mereka yang diberi kesempatan lebih besar untuk memimpin, kesempatan untuk berusaha dan berkarya, akan dituntut lebih besar lagi. Semuanya harus dipertanggungjawabkan saat Sang Empunya kehidupan datang.
Marilah kita gunakan hari-hari yang ada dengan melakukan yang terbaik dengan penuh tanggung jawab, apapun yang kita pikirkan dan yang kita lakukan harus membawa perubahan agar bumi tempat kita berpijak menjadi tempat hidup yang lebih baik; sesuai dengan doa kita : Jadilah kehendakMu di bumi seperti di dalam Surga. Inilah tanda bakti persembahan kita karena hidup kita sudah dibayar lunas oleh Sang Pemilik kehidupan. Sehingga saat Ia datang dan melihat pekerjaan kita, Ia akan berkata ” Inilah hambaKu yang setia, yang memilih menggunakan kehendak bebasnya dengan bertanggungjawab. ”
=====================================================================
Bacaan Luk 12:39-53
12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”
12:41 Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?”
12:42 Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
12:46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”