Apa yang dialami Petrus kadang mendera kita juga dalam menghadapi gelombang kehidupan, entah itu kehidupan perkawinan, pekerjaan bahkan juga pelayanan. Pertanyaannya adalah siapa yang lebih kita dengarkan saakita berada dalam gelombang kehidupan, apakah kita fokus pada panggilan Yesus dan percaya kepadaNya? Ataukah kita lebih memperhatikan kondisi sekitar kita yang gela, menakutkan dan kelihatannya tanpa harapan?
Hanya satu kata yang kita sebut saat kita panik, sama seperti reflek rasul Petrus “Yesus ! Tolong saya!” dan itulah doa terpendek yang diperlukan agar kita kembali fokus kepada Yesus. Agar kita tidak bimbang dan kembali percaya kepadaNya. Maka penting sekali membicarakan dan berkisah tentang pengalaman kita bersama Kristus kepada banyak orang. Penting juga mendengarkan sabdaNya dan merenungkanNya. Sehingga memori kita dipenuhi berbagai hal tentang Yesus, Yesus yang setia, Yesus yang menolong, Yesus yang penuh kasih. Yesus yang menginginkan kita tinggal bersamanya. Yesus yang meninginkan kita menjadi mitra kerjaNya. Ya betul, semua itu diperlukan agar kita semakin teguh dan tidak bimbang dengan datangnya berbagai gelombang kehidupan yang menghadang.
Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau selalu ada dan mengulurkan tanganMu setiap saat kami merasa bimbang dan ragu. Ampunilah kami orang yang kurang percaya ini.
============================================================================
“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil”