Fiat Voluntas Tua

HARI RAYA YESUS KRISTUS TUHAN RAJA SEMESTA ALAM – MULAINYA TAHUN LITURGI

| 0 comments

 Dan 7:13-14;Why 1:5-8;Yoh 8:33b-37
“Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Ketegangan antara pilihan DIY tetap sebagai daerah istimewa yang dipimpin oleh seorang raja sebagai gubernur dan DIY menjadi daerah seperti lainnya akhirnya dimenangkan oleh pilihan pertama, yaitu bahwa DIY tetap daerah istimewa yang dipimpin oleh seorang raja, sebagai gubernur. Memang jika dicermati, yang secara kebetulan DIY juga menjadi daerah pariwisata, keamanan dan kesejahteraan rakyat DIY cukup baik. Keamanan lingkungan terjamin dengan baik, dan memang sang pemimpin, yaitu Sultan senantiasa turun kebawah untuk memperhatikan rakyat kecil. Dalam film Soegija yang belum lama ini dipertontonkan hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat dilihat betapa besar perjuangan dan pengorbanan masyarakat atau rakyat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI, yang baru saja dimaklumkan oleh Sukarna-Hatta. Memang jika dipelajari salah satu tugas raja adalah memerdekakan atau mensejaherakan rakyat, sehingga rakyat pun juga tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan pembangunan dan pensejahteraan bersama.
Maka baiklah di hari Minggu terakhir dalam Tahun Liturgi ini, dimana kita diajak untuk mengenangkan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, kami mengajak anda sekalian, segenap umat beriman, untuk mawas diri: sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita semakin dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga kapan pun dan dimana pun kita senantiasa hidup, bertindak dan berjuang demi kesejahteraan umum atau rakyat.
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”(Yoh 8:36)
Yang dimaksudkan dengan ‘Anak’ di sini adalah Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya atau seluruh alam raya ini, dan tentu saja terutama dan pertama-tama adalah manusia, ciptaan terluhur di alam raya ini. Selamat memang berarti juga bebas merdeka, maka marilah kita mawas diri apakah sebagai orang beriman kita juga semakin bebas merdeka, tidak memiliki kelekatan tak teratur, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Orang yang sungguh bebas merdeka tak punya ketakutan atau kekhawatiran atau kecemasan sedikitpun dalam hidup di dunia ini: hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya sungguh bebas merdeka, artinya tak dikuasai oleh dosa atau perilaku jahat apapun. Maka marilah kita mawas diri apakah kita ‘benar-benar merdeka’.
Orang yang ‘benar-benar merdeka’ juga disebut sebagai ‘anak-anak Allah’ artinya orang yang senantiasa ‘tinggal atau diam di dalam rumah Allah’. Tentu saja yang kami maksudkan sebagai ‘rumah Allah’ bukan hanya tempat-tempat ibadat saja, melainkan orang sungguh hidup dan bertindak dalam dan atas nama Allah. Maka jangan seperti orang-orang tertentu yang sangat fanatic, dimana berseru atas nama Allah kemudian merusak dan membunuh. Allah mendambakan atau menghendaki apa saja yang telah diciptakan senantiasa baik adanya, tidak tercemar atau tergores oleh dosa sedikitpun. Maka sebagaimana ketika kita diciptakan dalam keadaan ‘telanjang’, demikian pula ketika kita meninggal dunia. Telanjang yang saya maksudkan tidak hanya secara fisik melainkan secara rohani atau spiritual, yaitu keadaan dimana orang tidak memiliki malu dan takut sedikitpun karena dirinya dalam keadaan suci dan bersih.
Jika diperhatikan dalam hidup biasa setiap hari orang yang kelihatan bebas merdeka adalah ‘orang gila’ yang berkeliaran di jalanan; dimana yang bersangkutan senyum terus, tidak marah (marahnya sudah habis), tidak cemas dan tidak khawatir, dst… Kami berharap kita meneladan ‘orang gila’ tersebut, tidak berarti harus menjadi gila, tetapi orang yang senantiasa senyum terus-menerus karena senantiasa hidup dan bekerja dalam kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhan, sehingga juga menjadi pribadi yang ‘bebas merdeka’. Gunakan atau fungsikan kebebasan untuk membahagiakan orang lain, bukan untuk hidup dan bertindak seenaknya sendiri. Tuhan telah menganugerahkan kebebasan kepada kita semua, maka kami juga berharap ketika ada sekelompok umat menyelenggarakan ibadat tidak diganggu, melainkan didukung, demikian juga ketika ada pendirian rumah ibadat apapun hendaknya diizinkan, tidak dipersulit, apalagi dilarang. Daripada rumah atau bangunan difungsikan untuk komersial, apalagi bisnis seks seperti losmen atau hotel kelas melati, lebih baik untuk beribadat.
Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.” (Why 1:8)
Yesus Kristus, Raja Semesta Alam adalah “Alfa dan Omega…, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”, dengan kata lain Ia adalah Raja Abadi, maka siapapun yang beriman kepadaNya ketika dipanggil Tuhan akan memasuki hidup abadi, berbahagia dan mulia selamanya di sorga. Beriman kepadaNya berarti cara hidup dan cara bertindaknya dimana pun dan kapanpun dijiwai oleh iman, mempercayakan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaran Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi.
Tuhan lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini, maka segala sesuatu akan hidup dan baik adanya jika senantiasa ada di dalam PenyelenggaraanNya, maka pertama-tama kami mengingatkan kita semua, sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan gambar atau citraNya,  hendaknya setia menjadi perwujudan ‘citra atau gambar Tuhan’ dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Dengan kata lain siapapun yang melihat kita atau bergaul dengan kita akan tergerak untuk membuka diri juga kepada Penyelenggaraan Ilahi, kemudian dengan rendah hati senantiasa berusaha hidup suci. Maka marilah kita saling menjaga dan membantu agar kita semua tetap setia sebagai ‘citra atau gambar Tuhan’.
 “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Dan 7:13-14). Kutipan ini kiranya menggambarkan orang yang sungguh mengandalkan diri kepada Penyelenggaran Ilahi, sehingga orang dapat melihat kehadiran dan karya Tuhan di alam raya, termasuk di awan-awan atau di langit biru. Pengalaman yang demikian kiranya dimiliki oleh para petani maupun pelaut, yang setiap hari memboroskan waktu dan tenaga, hidup dan bekerja di dalam keterbukaan alam raya, maka jika anda hendak mengenal lebih lanjut perihal pengalaman tersebut, silahkan bercakap-cakap dengan petani atau pelaut.
Akhir kata semoga dengan mengenangkan Yesus Kristus, Raja Semesta Alam, hari ini kita semua semakin dikuasai atau dirajai oleh Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, sehingga ketika dipanggil Tuhan nanti kita langsung menikmati hidup abadi, mulia dan bahagia selamanya di sorga.
TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa.” (Mzm 93:1-2.5)
Ign Sumarya SJ 25 November 2012

Leave a Reply

Required fields are marked *.