“ Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Bersabdalah Saja Maka Saya (dan siapapun yang saya doakan) Akan Sembuh
June 30, 2012 | 0 comments
“Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Memang kalau ada anggota keluarga yang sakit itu terasa sekali damai sejahtera di rumah bisa terganggu. Satu saja anggota keluarga di rumah menderita karena sakit, maka seluruh isi rumah ikut merasakan dampaknya. Jangankan sakit parah, bila ada yang sedang sakit kepala ataupun sakit gigi maka yang lainpun akan menjaga dan memelihara suasana agar tidak memperparah sakitnya sang penderita. Terkadang anggota keluarga lainnya pun memberikan perhatian lebih dengan membelikan makanan kesukaannya. Paling tidak sekedar membuatnya terhibur dari rasa sakit karena kita juga tidak bisa membantu berbagi rasa kesakitan dengannya.
Bisa dibayangkan bila penyakit yang menyerang anggota keluarga membuatnya tidak berdaya sekian lama, pasti suasana di rumah akan sangat terpengaruh. Terlebih lagi bila si sakit harus di rawat di rumah sakit, terpisah dari anggota keluarga yang lain. Rasanya ada yang tidak lengkap bila pulang kembali ke rumah. Tidak lagi ada keceriaan, semua sedang prihatin dan berupaya mencari cara bagaimana menyembuhkan si sakit. Apalagi bila yang sakit sang ibu rumah tangga yang aktif menggerakkan kegiatan di rumah. Praktis kegiatan rumah tanggapun terganggu, entah karena tidak ada yang memperhatikan kebersihan rumah tangga, tidak ada yang memperhatikan keperluan makan dan belanja di rumah. Tidak ada yang memperhatikan siapa mengerjakan apa. Bisa-bisa lesu juga kegiatan di rumah bila sang ibu motor penggerak kegiatan di rumah jatuh sakit.
Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus juga tidak ingin kita kehilangan damai sejahtera karena ada yang menderita sakit. Ia ikut tergerak hatinya saat seorang perwira mencarinya untuk kesembuhan pembantunya. seorang perwira yang dengan rendah hati mau berlelah-lelah mencari Yesus demi kesembuhan hambanya. Ia bisa saja perintahkan anak buahnya mencari Yesus, tetapi hal ini tidak ia lakukan padahal ia adalah orang romawi. Ia tidak malu untuk melakukannya. Walaupun berpangkat tinggi, ia begitu rendah hati. Yesus lebih tersentuh lagi melihat iman sang perwira yang hanya meminta satu patah kata dari Yesus saja, tanpa Ia harus datang ke rumahnya. Yesus juga tergerak hatinya melihat Petrus yang gundah hatinya ditengah pelayanan karena ibu mertuanya sakit. Kita tidak bisa fokus bekerja dan melayani bila ada anggota keluarga yang sakit. Yesuspun menginginkan kita juga bisa dalam kondisi fit senantiasa.
Marilah kita saling memperhatikan satu sama lain, terutama para rekan kerja kita baik di kantor maupun teman pelayanan. jangan-jangan ada yang mengganggu hati dan pikirannya karena ada anggota keluarga yang sakit. Tergerakkah hati kita untuk menjenguknya atau paling tidak ikut mendoakan agar si sakit segera sembuh? Dengan rahmat dan kasih Tuhan, melalui bilur-bilurNya Ia telah menanggung segala kelemahan kita, termasuk dosa dan segala penyakit. Oleh karenanya kita mohon belas kasihan Tuhan, agar Ia juga bersabda sepatah kata saja maka siapapun yang kita doakan yang sedang sakit juga ikut sembuh.
Kita perlu belajar dari sang perwira akan kuasa sabda Kristus, sabdaNya penuh kuasa yang menyembuhkan. Kuasa itu tetap ada dari sejak dulu, sekarang dan selamanya. Sabda Yesus memang sungguh ampuh. Berbahagialah mereka yang percaya dan mengimaninya. Cukup berkata ” Bersabdalah saja ya Tuhan, maka saya (atau siapapun yang saya doakan) akan sembuh”. Semoga ucapan ini bukan sekedar ritual saat menerima komuni saja, tetapi sungguh kita imani bahwa kita sungguh berharap akan setiap sabdaNya bekerja dalam hidup kita, dalam hidup setiap orang yang percaya kepadaNya.
===========================================================================================
Bacaan Injil Mat 8:5-17