Fiat Voluntas Tua

Masalah Nama Bisa jadi Masalah

| 0 comments

“Ia memanggil domba-dombanya menurut namanya dan menuntunnya ke luar”
Masalah nama kadang memang masalah sepele tapi bisa juga bikin masalah. Kita semua memiliki nama yang diberikan orangtua tetapi biasanya ada lagi nama kecil atau nama panggilan sayang yang hanya diketahui keluarga dekat. Entah kenapa justru nama kecil inilah yang membuat seseorang merasa langsung akrab dengan lawan bicaranya. Ada sentuhan tersendiri kalau orang bisa mengetahui nama kecil atau nama panggilan saat kecil. Rasanya lebih personal.Gak percaya? Coba saja praktekkan pada orang-orang yang kita temui, pasti mereka dengan terkagum-kagum akan bertanya “Kok tau nama panggilan saya?”
Di banyak perusahaan jasa seperti perhotelan, pasar swalayan dan perbankan mulai mengajarkan pegawai garis lini, para front linernya berbagai teknik untuk menghafal nama pelanggan. Salah satu teknik yang saya dapatkan dan saya coba praktekkan adalah menyebut nama lawan bicara kita 3 x dalam satu kesempatan pertemuan. Misalnya saat kita bertukar kartu nama kita bertanya : Saya sebaiknya panggil bapak dengan XXX (nama depan) atau YYY (nama belakang)? Nah dapat 1 x. Lalu sebutkan namanya yang kedua dengan menanyakan berbagai hal ringan. Misalnya bagaimana tadi di jalan, apakah Pak XXX juga kena macet? Setelah selesai perbincangan sebutkan namanya sekali lagi seraya ucapkan terima kasih. Trik sederhana ini membantu saya untuk menghafalkan nama beberapa orang.
Kelemahan saya salah satunya adalah sulit menghafal nama orang. Bisa dibayangkan dalam satu kesempatan saya harus memfasilitasi kelas dengan 30 peserta untuk 18 angkatan. Waaah… perjuangan berat padahal mereka semua levelnya manager keatas. Dan itu bukan hanya di satu klien, ada lagi klien-klien lainnya. Belum lagi kalau membawakan renungan di beberapa PD paroki dan kelompok lainnya. Maka bila bertemu lagi dibandara atau di pesawat, bisa pusing saya memutar otak kenal di mana ya. Apakah bapak ini pejabat dari ini atau ini ya? Wah salah sebut perusahaanpun lebih parah lagi.Malah mereka yang ingat nama saya sementara saya dengan malu hati tidak bisa menemukan nama mereka dalam memori saya. Maafkan daku pak.
Berbahagialah mereka yang mampu mengingat nama banyak orang. Sangat personal dan sangat membantu dalam pekerjaan lho. Saya sendiri lebih senang dilayani oleh para kasir di swalayan yang wajahnya lebih ramah apalagi mengenali nama saya. Rasanya seperti sudah kenal lama ya? Untungnya mereka pakai ID Card atau peneng nama sehingga kitapun bisa memanggil nama mereka… syukur kalau bisa 3 x sebut juga ya.
Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus ingin mengenal kita secara pribadi, sampai sedekat-dekatnya sampai bisa tau nama panggilan sayang kita. Sangat ingin akrab dengan kita. Hal ini hanya bisa terjadi kalau kita juga menanggapi ajakannya untuk senantiasa meneguhkan relasi kita satu sama lain. Melalui doa, merenungkan SabdaNya dan mengikuti Sakramen dengan teratur kita semakin mengenal Kristus. Begitu dekat begitu akrab, sehingga tanpa kata-katapun kita bisa tahu kira-kira maunya Yesus itu seperti apa dalam hidup kita. Ada kontak batin senantiasa bilamana kita sudah sunggul mengenal Dia. Ia tahu saat kita menangis dan tertawa, Ia ada bersama kita. Ialah Allah Immanuel yang ingin selalu mendampingi kita dan menggiring kita kembali pulang bersamaNya senantiasa.
=====================================================================================================
Bacaan Injil Yoh 10:1-10

 ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika “semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.