Fiat Voluntas Tua

Bela Rasa = Berani Berbagi

| 0 comments

“HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini”
Dalam dua kesempatan berbeda, saya diundang menjadi narasumber dalam diskusi kebangsaan di Semarang. Minggu pertama bulan Januari dengan mahasiswa IAIN dan STMIK, dua minggu kemudian dengan Orang Muda Katolik (OMK) Gerbong, Gereja St Theresia Bongsari. Yang menarik dari dua pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 orang muda ini, pada sesi tanya-jawab muncul pertanyaan serupa : bagaimana kami yang masih muda bisa ikut membangun bangsa yang sedang menghadapi krisis multi dimensi ? Terus terang saya terdiam sejenak, trenyuh tapi juga miris melihat betapa haus dan laparnya mereka yang ingin melihat negara ini mampu bangkit untuk kembali menyejahterakan rakyatnya.
Apa jawaban kita bila mendapatkan pertanyaan serupa? Apa yang harus kita lakukan melihat begitu banyak kelaparan disekitar kita? Banyak orang yang lapar atas kehidupan yang lebih baik, lapar untuk mendapatkan pekerjaan, lapar untuk hidup layak, lapar untuk bisa menyekolahkan anak, lapar atas fasilitas kesehatan yang murah.  Memang kita yang tidak duduk di kursi pemerintahan, tidak harus menjawabnya. Tugas pemerintahlah memastikan rakyatnya hidup sejahtera, menyediakan fasilitas umum seperti untuk pendidikan dan kesehatan. Tetapi sebagai warga bangsa bukankah kita juga merupakan anggota keluarga yang selayaknya bisa saling membantu?
Injil hari ini mengingatkan kita bagaiman Yesus merasa bertanggung-jawab dengan begitu banyaknya orang yang setia mengikutiNya selama tiga hari. Tidak ada kewajiban, tidak ada jaminan dan memang tidak ada pendaftaran dan persyaratan untuk mengikuti Yesus. Orang banyak juga tidak menuntut Yesus untuk memberi mereka makan. Tetapi dalam Mat 14:16 dengan tegas Yesus berkata pada murid-muridNya “Kamu harus memberi mereka makan!” Perintah yang tegas dan lugas yang membuat para murid bingung, darimana mereka harus membeli makanan senilai 200 dinar yang setara dengan Rp 20 juta ? Darimana uangnya? Kalaupun ada uangnya darimana mereka dapatkan makanannya?
Pikiran manusia memang demikian, memberi mereka makan ya harus sediakan makan dan harus beli kalau tidak disiapkan sendiri. Tetapi ternyata Yesus memberi jawaban yang lain daripada yang lain. Ia bertanya apa yang ada pada mereka, lalu Ia memintanya dan berdoa mengucap syukur. Akhirnya rotipun dibagi ke banyak orang, dan berlebih pula. Ia tidak meminta sesuatu yang tidak dimiliki murid-murid. Dan yang sedikit itu dipersembahkan kepada Bapa sebagai ucapan syukur.
Demikian halnya dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali kita bertemu orang-orang yang haus dan lapar, bukan hanya lapar karena belum makan tetapi juga lapar karena ketidakadilan, lapar karena kesendirian. Tuhan hanya meminta kepedulian kita dengan melakukan dengan apa yang kita miliki. Plus DOA, maka Tuhan akan gerakkan lainnya. Sering kita berhenti dengan bergerak dengan apa yang kita miliki, tetapi lupa berdoa. Ah masa Tuhan urusan yang beginian? Tapi siapa tahu kan, Tuhan juga bisa gerakkan orang-orang lain untuk memberi atau melakukan hal yang lain?
Mungkin juga saat memberi makan ribuan orang itu, banyak orang akhirnya tergerak untuk ikut berbagi. Sehingga sangu yang mereka bawa dari rumah dikeluarkan dan dibagikan dengan orang-orang di sekitarnya. Ternyata lebihnya berbakul-bakul.  Maka berbela rasa adalah seni menawarkan diri memberikan pertolongan, tidak berhenti dengan berdoa tetapi juga mengajak orang lain terlibat.
Kembali ke pertanyaan diatas, kita bisa mulai ambil bagian dengan memperbaiki keadaan bangsa dengan memulai disekitar tempat kita sekolah, belajar dan tinggali. Apa yang kita bisa lakukan bagi orang-orang disekitar kita, dengan apa yang kita miliki (waktu, perhatian, uang, dan tidak lupa jaringan pertemanan), Bawa dalam doa dan pasti Tuhan bukakan hikmat untuk menuntun kita langkah demi langkah.Satu orang yang berbela rasa dapat menggerakkan sepuluh orang yang kemudian menggerakkan masing-masing 10 orang…. tahu-tahu semua bergerak demi kebersamaan.
===========================================================================================
Bacaan Injil Mrk 8:1-10

Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.”Murid-murid-Nya menjawab: “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” Jawab mereka: “Tujuh.” Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.