Fiat Voluntas Tua

Rendah Hati Sebagai Perwujudan Iman

| 0 comments

“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.”

Kemarin  saya menghadiri acara pelantikan sebuah organisasi pemuda di aula Kemenpora Senayan yang dilanjutkan dengan talkshow bertemakan “Membangun kemandirian Pemuda menuju kesejahteraan bangsa”. Rasanya baru kali ini saya berada dalam sebuah talkshow dimana narasumbernya banyak sekali, 7 orang … wooww..! Latar belakangnya beragam mulai dari pengamat politik, kriminolog, anggota DPR dan banyak lagi. Hanya dua yang perempuan, saya dan mbak Yenny Wahid. Woow… ini wow yang kedua. Gak sangka bisa bersanding dengan mbak Yenny dalam satu panggung. Menjadi narsum bareng mbak Yenny sesuatu banget ya…

Dari sejak acara dimulai saya berusaha bisa berbicara dengan mbak Yenny, tapi rupanya beliau datang terlambat. Sehingga satu-satunya kesempatan yang terpikir oleh saya adalah berupaya agar bisa duduk bersanding disebelahnya di panggung. Tapi ini kan tergantung moderator menentukan urutan panggilan bagi narasumber untuk naik kepanggung. Rupanya Tuhan mendengar bisikan hati saya, setelah kang Yuddy Chrisnandy, mbak Yenny dipanggil naik ke panggung, lalu saya … wow yang ketiga! Rupanya Tuhan mendengar bisikan hati saya, rasanya saya belum berdoa lho 8)     God is sooo good.

Sambil menunggu giliran saya sempatkan memperkenalkan diri ke mbak Yenny. Banyak cerita tentang perempuan muda yang istimewa ini, bukan karena ayahnya yang negarawan tapi dari perbincangan dengannya  memang ia memiliki pemikiran luas. Yang saya kagum adalah kerendahan hatinya untuk bertemu dan menemui siapapun. Tetap fokus memiliki visi untuk bangsa ini, berjuang diantara para elit politik sambil tetap melayani di akar rumput dan tidak melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu.

Dengan berbagai posisi, talenta dan kemampuannya tidak mudah bagi orang sekaliber Yenny Wahid bisa tetap rendah hati. Hal demikian juga saya temui pada   bang Yuddy Chrisnandy, yang selalu membuka pintu rumahnya untuk siapa saja entah sekedar bertukar pikiran maupun mahasiswanya. Keduanya tokoh muda Indonesia yang sama-sama bergelar doktor, tidak hanya pintar tetapi santun dan rendah hati dan sangat religius. Mereka mewartakan apa yang mereka imani dalam bentuk kerendahan hatinya.

Injil hari ini mengingatkan kita juga bahwa seberapapun posisi, talenta dan kekayaan yang kita miliki, itu semua fana sifatnya. Kita sama-sama kecil dan tidak berdaya dihadapanNya. Hanya dengan kerendahan hatilah kita bisa mengenal apa isi Kerajaan Surga dan membawanya dalam kehidupan keseharian kita. Sehingga orang-orang disekitar kita merasakan damai dan sukacita karena ketulusan dan kerendahan hati kita. Ah indahnya Indonesia ini kalau saja semua orang mengimani isi rahasia kerajaan Surga untuk memiliki kerendahan hati. Susah ya ternyata, tapi marilah mulai dengan diri kita sendiri.

==================================================================================================================

Bacaan Injil Mat 18:1-5
” Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.