Fiat Voluntas Tua

Pendalaman Kitab Suci 2011 KAJ – Pertemuan Ke-3

| 0 comments

Perumpamaan Tentang Lalang Di antara Gandum (Mat 13:24-30)

Lagu Pembuka: Kidung Syukur no 16 – Hari ini Kurasa Bahagia

Tanda Salib dan Salam

P: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U: Amin

P: Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus kristus, Cinta Kasih Allah dan Persekutuan Roh Kudus beserta kiga

U: Sekarang dan selamanya

Pengantar:

Dalam pertemuan ketiga ini, kita masih menggunakan metode sharing yang terdiri dari 7 langkah. Kita berharap pertemuan ketiga ini dapat menjadikan kita semakin dekat dengan Tuhan lewat sesama dan dapat mengambil suatu niat baik lewat perumpamaan dan tema BKS 2011 ini.

Percikan singkat (tidak untuk dibacakan)

Pertumbuhan kerajaan sorga mengalami gangguan dari benih kejahatan. Dalam konteks Yahudi: bentuk tanaman gandum dan zizania (ilalang) amat mirip sehingga jenih tumbuhan itu sulit dibedakan. Ketika sudah mulai tumbuh besar dan berbuah barulah kelihatan bedanya. Untuk mengatakan bahwa yang baik dan yang jahat baru kelihatan bedanya jika kita mengamati buahnya.

Persoalan zaman sekarang: orang baik dan orang jahat hidup bersama, dapat dibedakan tetapi tidak mudah dipisahkan. Idealnya, orang-orang jahat dienyahkan sehingga betapa damai kehidupan di muka bumi ini. Namun, ini mustahil terjadi.

Pemecahan yang diajukan pemilik ladang: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai : kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berbekas-bekas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku” (ayat 30)

Mungkinkah pemilik ladang membiarkan keduanya tumbuh agar gandum yang dipanen adalah gandum yang bagus dan tahan uji?

Yang menjadi tujuan dari perumpamaan ini adalah mengingatkan kepada kita bahwa karya Allah di dunia ini diganggu oleh pekerjaan iblis. Jika kita tidak waspada, mereka dapat larut pada kuasa jahat dan mendapat hukuman pada akhir zaman.

lalang tidak mungkin berubah menjadi gandum, tetapi orang-orang jahat dapat bertobat menjadi lebih baik. Untuk itulah Yesus hadir ke dunia.

Tahap Permenungan

Langkah I: Mengundang kehadiran Tuhan – Mengundang Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta dengan menciptakan suasana doa dan mengingatkan masing-masing bahwa Tuhan hadir ditengah-tengah kita sehingga terbuka bagi Sang Sabda yang sungguh hadir dalam iman. Dimohon salah seorang umat mengantar doa.

Langkah 2: Membaca Teks Kitab Suci – Fasilitator menyebut teks yang akan dibahas bersama. Kemudian meminta kesediaan salah seorang umat untuk membacakannya dengan jelas. Selama pembacaan, ajak peserta lain mendengarkan dalam suasana meditasi. Setelah teks dibaca, hening sejenak. Kemudian Fasilitator mengundang peserta kedua untuk membacakan teks sekali algi. Sementara itu peserta yang lain menutup Kitab Sucinya dengan maksud agar Firman Tuhan dapat meresap dalam hati.

langkah 3: Memperhatikan Teks – Peserta diajak masuk ke dalam suasana hening, membaca kembali teks KS dalam hati. Dalam hening peserta memilih kata atau kalimat singkat yang menantang dan menggugahnya. Kemudian fasilitator mempersilahkan umat secara bergiliran mengungkapkan kata, ungkapan atau kalimat singkat yang dipilih. Setiap kata atau kalimat yang telah disebutkan TIDAK BOLEH dikomentari. Yang diperlukan adalah menikmati bersama-sama kehadiran Tuhan dalam sabdaNya.

langkah 4: Mendengarkan (hening) – Fasilitator mengajak peserta mendengarkan sabda Tuhan dalam keheningan. Teks dibaca sekali lagi didalam hati, sambil membiarkan Tuhan menyapa dan berbicara kepadanya. Dalam keheningan itu, peserta dapat mencari/menemukan apakah teks ini:

- menambah pengetahuan tentang Allah, menunjukkan kesalahan/dosa

- Teguran/nasehat untuk memperbaiki kelakuaknl memberikan penghiburan atau peneguhan

- Mendidik dalam kebenaran, mengingatkan akan janji-janji Tuhan

Langkah ini membantu peserta untuk masuk dan tinggal didalam hadirat Allah dan masuk kedalam situasi teks.

Langkah 5: Berbagi (Sharing) – Peserta diajak membagikan apa yang didengar dalam hati atau apa yang diperoleh selama renungan. Kata, ungkapan, kalimat mana yang menggugah peserta secara pribadi. Disusul dengan mengungkapkan pengalaman rohani atau penghayatan pribadi sehubungan dengan kata/ungkapan/kalimat yang menggugah, menantang tadi. Hendaknya dihindari kesan menggurui, mengajar atau mengkotbahi orang lain. Pengungkapan diri ini bermaksud membantu teman lain agar semakin tumbuh dalam iman. Maka sebaiknya digunakan kata “saya” bukan “kita” atau “kami”.

Langkah 6: Mencari pesan (tanggapan) – Pesan Tuhan dicari bersama. Ini merupakan saat bagi para peserta untuk memeriksa hidupnya masing-masing dalam terang Sabda Tuhan. Masalah yang dibicarakan perlu dibahas dan dipecahkan dalam suasana persaudaraan dan dengan kesadaran akan kehadiran tuhan. Dapat juga dibahas apa yang baik dilakukan oleh peserta secara pribadi maupun kelompok, Hendaknya ditentukan siapa yang melakukan apa dan kapan. Jika ini bukan pertemuan pertama, maka sebalum berbagi tugas diminta peserta memebrikan laporan terhadap tugas yang telah dijalankan dalam minggu/periode sebelumnya.

langkah 7: Mengungkapkan dalam doa -Peserta diajak untuk berdoa secara spontan. Sabda Tuhan, berbagi pengalaman akan Tuhan dan macam-macam masalah yang sempat dibicarakan adapat menjadi landasan doa. Kelompok sedapat mungkin mempersatukan ketiga unsur: Sabda Tuhan, pengalaman spiritual, masalah kehidupan dalam doa pribadi. Diakhiri dengan pujian/nyanyian untuk menutup pertemuan.

Berkat

P: Semoga Tuhan beserta kita

U: Sekarang dan selama-lamanya

P: Semoga sharing iman yang kita lakukan ini dapat membawa pertumbuhan iman dan perubahan diri serta selalu dilindungi, diberkati dan dibimbing oleh berkat Allah yang maha kuasa, Bapa, dan Putera dan Roh Kudus

U: Amin

P: Dengan demikian sharing iman kita saat ini sudah selesai

U: Syukur kepada Allah

P: Marilah kita terus mencintai Tuhan dengan mencintai sesama

U: Amin

Lagu Penutup : Kidung Syukur no 177 – Bapa, Engkau Sungguh Baik

Leave a Reply

Required fields are marked *.