Fiat Voluntas Tua

Duc In Altum

| 0 comments

“Jangan takut mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”

Perhatikanlah ada sesuatu yang indah ketika Petrus yang kecewa dan hendak membereskan jalanya didatangi Yesus dan meminta menolakan perahunya untuk dipakai mengajar. Setelah itu, Dia berkata kepada Petrus; “Duc in Altum = Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu.” Petrus yang ragu karena semalaman tidak mendapatkan apa-apa, kini di hatinya ada seberkas harapan (walaupun masih samar-samar tapi ia mau percaya) sehingga ia berkata; “Telah semalaman kami bekerja dan tidak mendapatkan apa-apa, tapi karena Engkau menyuruhnya maka aku akan menebarkan jalan juga.” Dan, akhirnya banyak ikan tertangkap. Namun, akhir dari kisah ini sungguh menjadi sesuatu yang patut direnungkan; Menyadari akan kebaikan Allah yang terberi kepada dirinya tanpa memperhitungkan siapakah dia, Petrus merendahkan diri di hadapan-Nya sambil berkata; “Pergilah daripadaku Tuhan, karena aku ini seorang berdosa.” Tapi Tuhan menjawabnya; “Jangan takut! Mulai sekarang, kamu akan kujadikan penjala manusia.”

 Pelajaran penting yang bisa kita renungkan dari kisah ini, yakni;

Pertama, Biarlah perahu tubuhmu dipakai oleh Tuhan untuk mewartakan cinta-Nya (perahu Petrus) maka baik untuk tubuh maupun terlebih untuk jiwamu akan mendapatkan sumber kebahagiaan karena Yesus sendiri bersemayam di sana;

Kedua, Berhadapan dengan kebaikan Allah dalam hidup, hendaknya kita bersikap rendah hati seperti Petrus yang menyadari ketidakberdayaan dan keberdosaannya tapi rahmat Allah telah memenuhinya. Di dalam kekhawatiran kita, kebaikan Allah menjadi sangat nyata. Mengikuti Yesus tidak berarti bahwa kita percaya kita dapat melakukan banyak hal untuk-Nya, melainkan karena kita merasakan  bagaimana kebaikan dan pengampunan Allah kepada kita. Sesungguhnya kitalah yang membutuhkan Allah lebih daripada Allah membutuhkan kita. Semuanya demi keselamatan kita;

Ketiga,  kata-kata dan perbuatanmu adalah jalamu untuk menangkap dan membawa orang lain kepada Yesus dan memperkenalkan Yesus kepada orang lain. Namun, ketika kita sadari kadang jala kita tidak bagus untuk menangkap ikan (manusia) karena mungkin lubang-lubangnya terlalu besar sehingga banyak ikan kecil lolos dari tangkapan kita. Dengan kata lain, Yesus memanggil kita bukan hanya menjadi penjala tapi juga menjadi jala itu sendiri. Anyamlah jala tutur kata dan perbuatanmu dengan penuh kelembutan agar orang lain pun bisa merasakan kehangatan cinta Yesus lewat dan melaluimu.

 

Keempat,  hanya ketika Anda berada dalam kedalaman rohani, kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam setiap moment hidupmu, maka Anda akan mempunyai gambaran yang jelas tentang Allah dan sesamamu. Dengan kata lain, kita tidak cukup menilai orang dari apa yang nampak, tapi berusahalah untuk memahami alasan-alasan di balik kata dan perbuatan orang lain.

 Akhirnya, seperti dalam renungan malam, aku mau mengingatkanmu sebagai saudaraku; “Siapa pun Anda dan apa pun yang Anda perbuat saat ini, tapi satu yang pasti bahwa sadarlah dirmu karena Yesus sedang memakaimu seperti Ia telah memakai perahu Petrus untuk mewartakan cinta dan kebenaran Allah kepada orang lain. Anda hanyalah seorang tukang dayung perahu. Dengan kata lain, sadarlah bahwa Yesus sedang menumpang di perahu tubuh dan jiwamu saat ini, sehingga biarlah Yesus yang terkenal dan bukan Anda. Menjadi alat tumpangan Yesus saja sudah menjadi sesuatu yang mengagumkan.

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150302679212440

============================================================================

Bacaan Injil Luk 5:1-11

“ Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.