Fiat Voluntas Tua

Deposito Kehidupan

| 0 comments

“Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.”

Tuhan kita bukan hanya pemilik hak cipta kehidupan manusia, tapi Ia juga pebisnis yang super canggih. Kita sering membahas bahwa setiap orang diberikan talenta oleh Sang Pencipta. Bicara tentang talenta, orang berfikir bahwa talenta itu bakat atau kemampuan terpendam seseorang. Kita mungkin kurang memahami bahwa talenta itu sangat mahal nilainya. Dalam mata uang Romawi, satu talenta bernilai antara 6,000 – 10,000 dinar. Satu dinar adalah upah kerja satu hari. Jadi kalau upah harian sekarang Rp 100,000 maka nilai 1 talenta adalah 6-10 Milyard! Wow … betapa mahalnya nilai manusia dihadapan Tuhan, terutama mereka yang diberikan banyak talenta !

Disisi lain betapa murah hatinya Tuhan kita mempercayakan harta senilai puluhan milyard kepada masing-masing manusia untuk mengelolanya. Sudah jelas dipesankan bahwa Ia akan dan pasti datang kembali… so pasti Ia akan menagih kembali ‘modal’ kerja yang dititipkan kepada manusia.Bagaimana tanggungjawab kita terhadap ‘kepercayaan’ kehidupan yang telah dipercayakan kepada kita? Semuanya itupun sudah dibayar lunas dengan darah Kristus, tanpa kita perlu mengagunkan apapun sebagai gantinya.

Bukan hanya itu, bagaimana dengan anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada kita? Berapa besar nilai depositonya, selain diri kita sendiri? Apakah kita tidak mengeksploitasi mereka sebagi produk bisnis dengan segala les ini dan itu, tapi kita lupa mengajak mereka mengenal Kristus. Walhasil mereka dengan mudah terkena sindrom konsumerisme.  Oh my God, bimbing kami ya Tuhan agar dapat mempertanggungjawabkan semuanya dan mengisi setiap hari kehidupan dengan berbagai karya pewartaan yang menumbuhkan dan menguatkan iman satu sama lain. Itulah bunga deposito yang diharapkan dari kita semua sebagai orang percaya kepada Kristus.

Injil hari ini mengajak kita merenungkan kembali bagaimana kita menghabiskan hidup kita dari hari ke hari. Itu kan sama juga menggunakan deposito kehidupan berupa berbagai taltenta yang telah kita terima dan miliki. Ada yang memiliki talenta di bidang kesenian, olahraga, juga di bidang usaha, tapi juga ada yang memiliki talenta dalam berbicara didepan umum, talenta mendengarkan (wuiih… ini berat lho!). Yang memiliki talenta menyanyi, jangan hanya menyanyi untuk diruang karaoke, tetapi juga memuliakan Tuhan bersama anggota paduan suara atau menyanyi memuliakan Tuhan bersama mereka yang didalam penjara. Bisa juga mengajari nyanyi para pengamen dan anak-anak jalanan agar hidupnya bisa menjadi lebih baik. Ada lagi yang diberikan talenta memasak… wah, yang ini saya salut banget, karena bisa digunakan untuk diplomasi meja makan ….sama seperti Yesus yang senang makan bersama kan? hehehe…

Marilah kita melihat diri kita masing-masing sejauhmanakah kita memahami talenta yang Tuhan percayakan kepada kita untuk ‘dikembangkan’ – untuk digunakan untuk mewartakan Kabar Baik di tempat kita diutus. Sudah berapa lama juga talenta tersebut ditanam didalam tanah, tidak digali dan digunakan karena kita pikir tidak perlu, tidak ada gunanya, membuang-buang waktu… padahal kita sendiri membuang hari-hari kehidupan kita dengan kesia-siaan duniawi.

Berhati-hatilah bila kita merasa bahwa talenta yang kita miliki adalah hasil upaya kita sendiri, karena suatu saat si Empunya talenta akan menagihnya kembali… and we are running out of time ! Betul, tiap kali kita merayakan ulang tahun dengan mudah kita berkata … wooow.. time flies! Puluhan tahu telah lewat begitu saja. Tapi disisi lain deposito kehidupan kitapun berkurang, tinggal hitungan 10-20 tahun lagi… who knows? Jangan-jangan tinggal 2 tahun? hehehe…

We talk business then we do business with God! Setiap manusia yang diciptakan sangat berharga bagiNya, nilainya lebih dari 5 talenta ! Bahkan ada seorang pekerja pernah dipinjami 10 ribu talenta….. trilyunan tuh. Dan semuanya telah dibayar lunas oleh darah Yesus bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Tentu Ia menginginkan semua manusia yang telah ditebus tersebut, kembali berkumpul bersamaNya.Maka tugas kita sebagai penjala manusia adalah mewartakan Kabar Baik dan melakukan pemuridan senantiasa. Yess, He loves people business, karena memang itulah alasan utama Allah mengutus Yesus Kristus.

Kabar baiknya kita tidak berbisnis sendiri, selalu diberikan rekan sekerja yang saling mendukung dalam pertumbuhan iman apalagi Roh Kudus selalu setia menemani, meneguhkan dan mengingatkan kita senantiasa. Ayo gunakan talenta yang Tuhan telah berikan … sekecil apapun, lakukan bagi setiap pekerjaan yang membawa orang mengenal Dia. Kalau kita setia dengan hal yang sederhana, masa sih Tuhan tidak berikan kita tugas yang lebih besar? Kita sendiri kalau memiliki seorang pegawai yang setia, rajin melakukan hal sederhana, pasti diberikan tugas-tugas yang lebih besar. Banyak pengusaha besar tumbuh dari usaha kecil dan sederhana, ia setia melakukannya sehingga diberi kepercayaan lebih besar. Demikian juga mereka yang menapak di posisi puncak, memulainya dari bawah.

Bisnis Kerajaan Allah juga dimulai dari hal kecil dan sederhana, saking sederhananya kita sring menyepelekannya sehingga waktu kehidupan kita terbuang begitu saja. Selagi masih ada hari baru, mari kita gunakan segala kesempatan untuk mengembangkan talenta yang ada, syukur kalau bisa menambahkannya. Kita gunakan untuk mebuat dunia yang kita hidupi ini menjadi tempat yang lebih baik bagi sesama kita, seperti doa Bapa Kami : Datanglah KerajaanMu, Jadilah kehendakMu dibumi seperti didalam Surga.

==================================================================================================================

Bacaan Injil menurut Matius (25:14-30)

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.