Fiat Voluntas Tua

Siap Bekal Hidup Kekal

| 0 comments

“Gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka”

Setiap kali naik pesawat kita selalu disuguhi peragaan keselamatan oleh pramugari. Inilah standar operasi di airline industry, yang juga seharusnya diperagakan di semua moda transportasi termasuk laut. Saya yakin anda yang sering naik pesawat pasti hafal apa yang akan diperagakan si pramugari. Bahkan tanpa sadar anda ikut meraba kebawah kursi mengecek apakah pelampung masih tersedia di bawah kursi anda. Saking seringnya melihat penjelasan keselamatan ini mungkin anda bisa menebak rangkaian kata-kata yang diucapkan si pramugari.

Ada satu kalimat menarik yang selalu diucapkan pramugari diakhir peragaan keselamatan : Untuk penumpang yang membawa anak-anak, pasangkan masker oksigen pada diri anda dahulu, baru kemudian anda memasangkannya pada anak anda. Betul, sering terjadi kita ingin mereka yang menjadi tanggung-jawab kita (dalam hal ini anak-anak) harus diselamatkan dulu, tapi lupa bahwa diri kita sendiri belum sepenuhnya ‘aman’.  Maunya menolong orang lain, malah bisa jadi tidak tertolong semuanya karena kita sendiri belum mempersiapkan diri untuk menggunakan alat penyelamat diri.

Injil hari ini tentang ilustrasi 10 gadis bijaksana, bukan mengajarkan kita untuk egois memikirkan keselamatan diri sendiri dan tidak mau menolong orang lain. Tetapi perikop ini mengingatkan kita untuk mempersiapkan diri sendiri, bertanggungjawab atas keselamatan diri sendiri dulu sebelum menolong orang lain. Kita harus memastikan bahwa yang kita lakukan sudah sesuai dengan SOP aturan keselamatan, baru saling mengingatkan satu sama lain dan ikut menyelamatkan orang lain.

Jadi Kerajaan Surga menginginkan  setiap ‘anggota Kerajaan Surga’ harus mengenal  aturan yang ada yang telah ditetapkan oleh si Empunya – sang Tuan Rumah yang akan mengadakan perhelatan besar. Ia selalu bisa mengutus malaikatNya datang menjemput kita sewaktu-waktu, tapi juga Ia selalu memberikan waktu dan kesempatan bagi kita untuk  senantiasa mempersiapkan diri masing-masing menjelang kedatangan Sang Mempelai. Undangan yang disampaikan adalah tawaran berita keselamatan agar kita bisa tetap menjadi anggota Kerajaan Surga dan dapat hadir dalam perjamuan Anak Domba, tidak ditolak kehadirannya karena ‘ketidak-siapan’ kita.

Maka marilah kita gunakan setiap kesempatan untuk memastikan bahwa masing-masing dari kita telah memahami dan melakukan persiapan seperlunya. Kita tidak lengah dan terlena, kalaupun sempat ‘tertidur’ kita cepat bangun dan mempersiapkan diri kembali dengan bekal-bekal yang telah disiapkan. Ada saatnya kita pernah lengah dan berpaling dari Tuhan, semoga kita saling mengingatkan satu sama lain dan mengambil kesempatan untuk mohon ampun melalui Sakramen Tobat dan kembali berpaling kepadaNya.

Menjelang tidur malam kita dapat mempersiapkan diri untuk berdoa dan bersyukur:  ” Tuhan terima kasih untuk kesempatan kehidupan yang telah diberikan bagiku satu hari ini. Begitu banyak orang-orang yang kujumpai sepanjang hari ini, kiranya Tuhan memberkati mereka. Saya tidak tahu kapan akan berjumpa mereka lagi, tetapi perjumpaan mereka telah menjadi berkat juga bagiku. Begitu banyak hal yang belum kulakukan, semoga besok saya diberikan kesempatan untuk mewujudkannya, membawa rahmat bagi orang lain. Tetapi kalaupun tidak, saya tetap mengucap syukur untuk kesempatan yang telah diberikan,  untuk orang-orang yang telah mencintai kami, ampuni kesalahanku dan kekuranganku yang belum sempat diperbaiki. Kiranya semua kukembalikan kepadaMu. Apapun yang aku lakukan semuanya kiranya dapat membesarkan KerajaanMu. Amin”

Semoga hari demi hari kita semakin memahami bagaimana menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita. Kita mohon agar Allah meraja dalam kehidupan kita dari hari kehari. Kristus menjadi pusat tumpuan hidup kita, bukan untuk kita sendiri, tetapi Kabar Baik diwartakan dengan sukacita bagi mereka di sekeliling kita, lingkungan kita dan meluas sampai kemanapun kita diutus. Itulah bekal kita semua untuk mendapatkan hidup kekal. Ad Maiorem Dei Gloriam.

====================================================================================================

Bacaan Injil Mat 25:1-13
“Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.