Fiat Voluntas Tua

Harga Sebuah Kemerdekaan

| 0 comments

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Dihari kemerdekaan ini yang biasanya padat dengan acara keriaan disekitar rumah, sepi karena masuk bulan puasa. Beberapa teman merayakannya dengan tirakatan malam menjelang proklamasi. Semua acara televisi pun menyusun acara sejalan dengan perayaan kemerdekaan. Avatar B, twitter dan FB pun berganti rupa dengan semarak merah putih. Googlepun ikut merayakan proklamasi dengan image pohon pinang lengkap dengan berbagai hadiah pajangan. Bahkan hashtag Happy Birthday Indonesia sempat bertengger menjadi trending topic world wide. Weew… apakah ini pertanda nasionalisme meningkat?

Kalau membaca berbagai komen yang ada di  socmedia termasuk televisi, masih lebih banyak yang berkomentar negatif dan keprihatinan dalam merayakan dirgahayu ke 66 bangsa ini. Semburat kekecewaanpun muncul diujung timur negeri ini dengan berkibarnya bendera OPM sesaat. Hingar bingar semarak 17an di istana, balaikota dan alun-alun tidak bisa menyembunyikan keprihatinan ini

Di hari kemerdekaan ini mari kita merenungkan apa yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan kemerdekaan sehingga kita bisa menikmati kehidupan (apapun bentuknya) di negara Indonesia yang merdeka. Bisa sekolah dan bekerja dengan banyak pilihan. Tidak bisa dibayangkan bila kita hidup di negara yang masih dibawah kekuasaan bangsa lain. Perjuangan kita saat ini adalah membalas jerih payah para pejuang kemerdekaan dengan mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai upaya yang dapat menyejahterakan masyarakat disekitar kita.

Sama halnya kita sendiri sebagai umat yang telah menerima rahmat pembaptisan, telah menerima karunia pembebasan atas dosa. Kita selayaknya hidup sebagai umat yang telah terbebas dari jerat dosa karena darah Kristus telah tercurah menebus segala kesalahan dan dosa kita. Kita tidak lagi hidup dibawah kutuk dosa dan hukum maut. Tetapi kita sering lupa betapa besarnya nilai kebebasan tersebut, sehingga kita masih juga melukai hati Tuhan kita dengan masih memilih hidup dengan manusia lama kita.

Sudah seharusnya kita sebagai manusia yang merdeka dari dosa, dengan rahmat Tuhan berupaya menyempurnakan diri dari hari ke hari sebagai tanda syukur. Mengisi kemerdekaan atas dosa dengan segala hal yang baik yang menyenangkan hatiNya, menjadi muridNya dan siap menerima perutusan berikutnya.

Kalau kita hanya mengisi hari-hari dengan mengeluh atas segala keadaan yang belum sesuai harapan, kita sendiri akan kehilangan waktu dan kesempatan untuk memperbaiki diri, apalagi memperbaiki keadaan disekitar kita.  Padahal kita tidak berjuang sedikitpun untuk mendapatkan kemerdekaan yang sekarang dinikmati. Kita tidak merasakan beratnya perjuangan di masa lalu.

Marilah kita isi hari-hari mendatang dengan memberikan yang terbaik bagi negeri tercinta yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita perlu bertanggungjawab mengisi kemerdekaan, sama besarnya dengan tanggungjawab kita kepada Kristus yang telah membebaskan kita dari dosa.Indonesia – disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung dihari tua, tempat akhir menutup mata.

May God bless Indonesia. For good and for bad, for better or for worse, Indonesia is my homeland. Not just a home, but it’s my identity. Happy Birthday Indonesia.

====================================================================================================

Bacaan Injil Mat 22:15-21

Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”  Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.