Fiat Voluntas Tua

Percaya Tapi Tidak Percaya

| 0 comments

 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jeki, sebut saja demikian nama dari seorang eksekutif muda kelas atas dengan penghasilan diatas rata-rata, selalu tampil meyakinkan dan punya banyak aset, tiba-tiba meninggal karena serangan jantung saat mengendarai sendiri mobil Mercynya, kejadian ini sungguh mengejutkan Meri sang istri dan seorang anaknya yang berusia 5 tahun, karena mendapat kabar dari polisi yang membawa jenasah Jeki kerumah sakit terdekat.

Persoalan menjadi rumit, tidak lama setelah Jeki dikuburkan, tiba-tiba saja banyak orang datang menagih hutang, mulai dari cicilan mobil, hutang kartu kredit, hutang bisnis dan lain-lain, padahal selama jeki masih hidup hal ini tidak pernah terjadi. Disisi lain Meri tidak mengetahui dimana saja rekening bank Jeki, deposito, status aset-aset suaminya, nomor PIN ATM dan lain sebagainya, bahkan apapun usaha suaminya selama ini, Meri tidak pernah diberi tahu dan selalu terima beres, karena kalau ditanya selalu menjadi konflik.

Jeki adalah sosok yang tangguh dan sangat percaya diri, seperti dia mempercayai Yesus sebagai landasan iman dan jalan hidupnya, tetapi lupa untuk menterjemahkan rasa percaya itu dengan baik, sehingga yakin sekali akan hidup selamanya, padahal hidup kekal yang dimaksud Yesus itu setelah kita meninggalkan fisik tubuh ini, sehingga hanya jiwa yang akan hidup kekal bersatu dengan Tuhan. Disisi lain, Jeki juga lupa bahwa arti dari percaya itu adalah juga saling mempercayai, bukan hanya sepihak saja, maka wajib berbagi dengan pasangan atau keluarga yang telah dibentuk, karena dalam kondisi seperti diatas, semua berakibat fatal dan meninggalkan penderitaan atau masalah bagi orang-orang yang kita cintai.

Sungguh hal yang sulit dipercaya, jika seseorang sudah memutuskan hidup berkeluarga tetapi masih juga saling merahasiakan harta dan keuangannya, saling mencurigai seperti lawan bisnis, bahkan tidak sedikit yang membuat perjanjian pisah harta, ini sungguh sulit untuk saya cerna dengan pikiran sehat, bukankah keputusan berkeluarga adalah dua menjadi satu dalam nama Tuhan Yesus dengan segala konsekuensi, jika tidak berani lebih baik hidup sendiri.

Bagi saya pribadi, hidup berkeluarga itu adalah hidup saling terbuka dan saling percaya, walaupun tidak harus transparan seratus persen, karena ada sisi yang mungkin saja tidak perlu diungkap misalnya, tetapi cobalah berpikir untuk tidak menyusahkan orang lain, anggaplah esok kita akan menghadap Tuhan Yesus sehingga selalu berbagi atau memperbaharui informasi kepada pasangan atau keluarga kita terutama yang menyangkut uang/harta. Jika tidak mau berbagi informasi secara langsung dan saling percaya juga, tulislah selembar surat wasiat yang mudah ditemukan keluarga jika terjadi apa-apa terhadap hidup kita. (Samsi Darmawan)

===============================================================================================

Yohanes 3:16-21


“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.