Fiat Voluntas Tua

Kapan Kita Perlu Berdebat?

| 0 comments

Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati karena  tegas dan jujur. Suatu hari, dua  orang menghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.  Keduanya berdebat tentang hitungan 3 x 7. Yang satu mengatakan hasilnya 21, yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis cambuk 10 kali bagi orang yg menjawab 21.

Spontan si terhukum memprotes. Sang hakim menjawab, hukuman ini bukan untuk hasil hitungan mu, tetapi utk kebodohan mu yang mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3 x 7 adalah 21 !

Tentu saja itu hanya cerita rekaan tetapi ada hikmah dari cerita ini adalah  bahwa jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang tak berguna, berarti kita jg sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untuk hal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya?  Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga, atau kolega.

Berdebat atau bertengkar untuk hal-hal yang tidak ada gunanya, hanya akan menguras energi percuma.  Ada saatnya kita mengalah untuk  menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia. Mengalah bukan berarti kalah, bukan?  Untuk itu kita perlu mempertimbangkannya dengan bijaksana.

Janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari mata kita. Memang hal yang tak mudah. Oleh karena itu janganlah sekali-kali berdebat dengan orang bodoh yang tidak menguasai permasalahan. Janganlah berdebat dengan seseorang manakala kita tahu bahwa sudut pandang nya bertolak belakang dengan kita.

Amsal 25:28
MERUPAKAN SUATU KEBODOHAN BG ORANG YG TDK BS MENAHAN AMARAH, TETAPI MERUPAKAN SUATU KEARIFAN BAGI ORANG YG DAPAT MENGUASAI DIRI DAN MENGHINDARI KEMARAHAN ATAS SUATU KEBODOHAN…

Kiriman dr Andry Hartono

Leave a Reply

Required fields are marked *.