Fiat Voluntas Tua

SQ – Spiritual Quotient

| 0 comments

“Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Pada waktu kita menyadari segala fenomena alam yang abnormal terjadi disekitar kita, setiap orang beriman akan menengadah ke atas, mengangkat mukanya dan bertanya ” Ada apa dengan bumi ini, Tuhan?”  Kegoncangan alam ada dimana-mana, bencana banjir bandang, angin puting beliung, gempa dengan tsunami bahkan gunung-gunung mulai ikut aktif setelah Merapi meletus. Semuanya terjadi dalam rentang waktu yang relatif pendek di berbagai tempat sekaligus. Demikian pula bila dalam kehidupan kita terjadi berbagai kejadian abnormal, pasangan terkasih menderita sakit parah, ditipu rekan bisnis, kesulitan ekonomi dsb. Kita menanyakan hal serupa, ” Mengapa ini semua terjadi padaku? Mengapa saya mengalami (penderitaan) ini Tuhan?”

Seolah-olah kita menuntut bahwa semua hal dalam kehidupan harus normal seperti biasanya, seperti yang biasa kita harapkan dan alami.  Sementara yang kita lakukan sering tidak ‘biasa’ bahkan merusak. Kebiasaan-kebiasaan buruk kita pun tanpa sadar merusak tatanan lingkungan, perusakan alam dan mempercepat global warming, korupsi dimana-mana kebejatan moral menghancurkan keharmonisan keluarga. Rumah ibadah dihancurkan, manusia saling merusak sesamanya mulai dengan memperdagangkan dan memperbudak sampai  menganiaya sesamanya. Kasih seperti lenyap dari muka bumi. Tidak ada lagi ucapan syukur yang dinaikkan.

Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk senantiasa mengangkat muka, menghadap Surga, mensyukuri segala karya dan kasihNya…. apapun yang terjadi. Kalaupun kita sering lupa mensyukurinya, paling tidak saat kita mengalami kesulitan dan penderitaan kita diingatkan bahwa ada Sang Pencipta yang menguasai segala-galaNya. Kita tersadar siapa yang berkarya dibalik lautan yang menggelora, dibalik gunung yang memuntahkan jutaan kubik material dan awan panas, siapa yang menciptakan seluruh sungai dari hulu hingga hilir, dan akhirnya siapa yang menguasai umur manusia diatas bumi ini.

Kita ini begitu kecil dibandingkan Sang Pencipta, tidak ada seujung kukunya sedikitpun. Tetapi diatas semua itu, manusia sangat berharga di mata Tuhan, lebih dari apapun yang diciptakanNya. Satu jiwa diselamatkan, seluruh isi surga bersorak ! Sayangnya kita sering lupa betapa kitapun harus mengasihi satu sama lain, yang begitu berharga di mata Tuhan. Kita sama berharganya dihadapan Tuhan, apapun jabatannya, tidak perduli kaya dan miskin, beragama ataupun tidak percaya Tuhan sekalipun. Waktunya akan tiba bagi kita masing-masing untuk menghadap Sang Pencipta, cepat atau lambat… tidak ada teknologi apapun yang dapat memprediksi waktu itu.

Misteri kehidupan yang ada selayaknya membuat kita semakin cerdas secara spiritual. Memahami gejala alam bahkan keadaan sekitar kita sebagai tanda rahmat Tuhan, sebagai tanda bahwa kita tidak dibiarkan sendiri. Ada tangan dan kasih Tuhan menyapa ditengah berbagai goncangan kehidupan manusia. Tuhan hadir lewat kehadiran dan tangan para relawan dan dermawan ditengah bencana alam, Tuhanpun hadir saat kita mengalami berbagai gempa bumi dan bencana kehidupan lewat orang-orang disekitar kita yang setia serta menunjukkan perhatian dan kasihNya. Kecerdasan spiritual akan membuat kita semakin bersyukur dan tidak menyalahkan Tuhan bahkan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas segala kejadian yang ada disekitar kita. Semakin cerdas secara spiritual, semakin kita mampu menengadah ke atas serta mengangkat muka kita untuk bersyukur atas kehadiran Tuhan dan rahmatNya dalam kehidupan kita.

Semoga kita semakin berupaya menjaga relasi kita dengan Sang Pencipta, sama baiknya dengan upaya kita menjaga dan memelihara relasi kita dengan sesama umat manusia.  Tidak hanya fokus pada peningkatan intelektualitas dan keseimbangan emosi, tapi juga sama seriusnya membangun kecerdasan emosi sebagai manusia yang menggambarkan citra diri Allah – Imago Dei – The image of God.

===============================================================================================

Bacaan Injil Luk 21:20-28
“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.