Fiat Voluntas Tua

Gunakan Mamon Untuk Menolong

| 0 comments

“Barangsiapa setia dalam perkara kecil ia setia juga dalam perkara besar”

Sumpah setia sangat mudah diucapkan seperti saat dilakukan sumpah jabatan, perjanjian pernikahan dan saat pengulangan janji baptis kita. Melakukannya dengan konsisten membutuhkan perjuangan dari hari ke hari, dari waktu ke waktu – memelihara sumpah jabatan dari awal sampai posisi tertinggi, janji setia sejak hari pertama menikah sampai puluhan tahun dan janji setia kepada Tuhan selama hidup… waaah… memang gak gampang…

Salah satu penggoda terbesar adalah urusan mamon, nama dewa harta benda atau kekayaan. Disaat kita mengakui kepemilikian atas harta benda yang ada, sebenarnya kita juga secara tidak langsung ‘dikuasai’ oleh harta benda dan kekayaan tersebut. Kita sering tidak sadar merasa dibawah ‘kuasa’ sang mamon, tahu-tahu yang timbul adalah keinginan mempertahankan jabatan, berusaha naik lebih tinggi lagi dengan berbagai cara. Menambah kekayaan dengan berbagai cara agar terus dapat menumpuk sampai keturunan ketujuh agar ‘terjamin’. Berbagai kasus korupsi sering berjalan beriringan dengan adanya kasus WIL, wanita idaman lain; tentu saja perlu biaya extra untuk mengongkosi WIL diluar pengeluaran rutin. Cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. Cinta uang membuat kita sulit untuk peduli pada penderitaan orang lain – yang menjadi utama adalah posisi dan keamanan dirinya sendiri.

Menyimak berbagai kisah dibalik jeritan dan tangisan para pengungsi yang kebanyakan orang-orang sederhana, yang tinggal di pulau-pulau terpencil di Mentawai, serta yang tinggal di lereng gunung Merapi dimana harta benda sangat amat relatif kecil dibandingkan orang kota. Bagi mereka kekayaan yang terbesar adalah bisa bersama dengan keluarganya – walaupun menangis kehilangan harta benda, berdesak-desak di barak pengungsian, berlumuran abu yang begitu tebal dan kaku ; mereka masih bisa bersyukur karena tetap bisa menatap anggota keluarganya satu sama lain.

Apa artinya mamon yang kita miliki yang membuat kita ‘aman’ bila kita berada dalam situasi yang dihadapi para korban saat ini? Marilah kita gunakan mamon yang ada untuk sekedar meringankan penderitaan para pengungsi, menambah jumlah nasi bungkus,  tenda, selimut bahkan sarung dan baju dalam para pengungsi, menambah pulsa bagi para relawan, tambahan obat tetes mata dan masker bagi para pengungsi dlsb.  Tidak semua dari kita bisa bertahan seperti para relawan, tim medis dan TNI yang nyaris bekerja 24 jam sambil terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman awan panas Merapi yang telah menelan korban beberapa relawan. Tetapi pasti ada yang bisa kita lakukan bagi mereka yang sedang haus, lapar, terasing sebagai pengungsi dengan menggunakan mamon yang ada.

Setia pada hal kecil perlu ditunjukkan dengan keperdulian kepada mereka yang sedang menderita. Mari ajak semua orang termasuk anggota keluarga kita untuk berbagi dengan menyisihkan mamon yang ada untuk menolong saudara sebangsa ini. Uang bisa dicari kemudian hari, tapi kesetiakawanan dan kepedulian perlu ditumbuhkan dengan tetap setia… saat untung dan malang menimpa saudara-saudara kita. Tidak hanya #prayforindonesia tapi juga #actforindonesia.

==============================================================================================

Bacaan Injil Luk 16:9-15

“Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.