Fiat Voluntas Tua

Makin Tinggi Makin Diuji

| 0 comments

“Siapa gerangan Dia ini yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?”

Saat membuka FB saya sempat membaca status seorang rekan Muhammad A S Hikam : Sahabat, kita simak pesan dari Master Dharma Cheng Yen: “Dari waktu ke waktu kita senantiasa menguji apakah niat-niat perbuatan kita muncul dari hasrat-hasrat untuk memperoleh kekayaan dan keterkenalan semata? Dengan pengujian tersebut, pelan-pelan hati kita akan terangkat menuju pada tingkat harmoni dan ketenangan.” Tidak jauh dibawahnya kawan lain menulis  statusnya -  Jeffrey Dompas: D-319:“question your motivation regularly, it’s not a sign of doubting but rather a way to improve and purifying. “JD

Kedua status fesbuk yang saya baca pagi ini meneguhkan  renungan hari ini terutama bagi kita yang berada dalam posisi sebagai pemimpin, sebagai seorang leader, sebagai orang yang dipercaya oleh sekelompok orang dan memiliki tanggungjawab. Betulkah perbuatan dan tindakan kita sudah sungguh teruji? Bukan karena keinginan untuk semata-mata demi memperoleh kekayaan dan kepopuleran? Kalau tidak pernah disempurnakan dan dimurnikan maka akan sulit mencapai tingkat kehidupan yang dipenuhi harmoni dan ketenangan. Yang ada hanyalah senewen, merasa tersaingi dan takut kehilangan kedudukan.

Itulah yang dialami Herodes, ia cemas mendengar ada ‘orang lain’ yang dibicarakan lebih sering daripada dia sebagai raja. Ia takut tersaingi, ia takut menjadi kurang populer padahal ia adalah raja yang sah. Dengan kekuasaannyapun ia bisa membunuh lawan politiknya, Johanes pembaptis, dengan satu patah kata dari mulutnya. Mengapa harus takut dan cemas kalau harta dan kuasa sudah berada ditangannya?  Selalu ada kecemasan dan ketidak tenangan bagi mereka yang berada dipuncak, tidak menyadari apa yang membuat mereka bisa tetap berdiri diatas. Sehingga segala hal yang dirasa akan mengganggu “PW” posisi wuenaknya, harus segera disingkirkan… dengan segala cara. Padahal siapapun yang akan naik ke atas, pasti suatu saat akan turun – entah karena periode jabatan berakhir, entah karena usia… ataupun ‘diturunkan’.  Siap naik, ya siap turun. Siap jadi populer, siap juga untuk tidak populer lagi. Pemimpin menjadi besar bukan karena harta dan kekuasaannya, tetapi karena buah pemikiran dan karyanya mampu menggerakkan banyak orang … sekalipun ia sudah tidak menjabat, sekalipun  sang pemimpin sudah tiada !

Banyak contoh disekitar kita, tanpa perlu menyebut nama anda dapat melihat beberapa pemimpin yang kehilangan visinya setelah berada pada puncak posisi dimana harta dan kekuasaan sudah di tangan. Tanpa disadari dengan mudah mereka akan tergelincir akibat kata dan perbuatannya yang tidak lagi sejalan dengan visinya dan saat berakhir masa jabatan, berakhirpula hidupnya di penjara. Dengan kekuasaan plus harta dapat menjadi kombinasi cantik sebagai mesin penggilas bagi para pesaingnya.

Semoga dimanapun kita berada, apapun posisi kita, harta dan kekuasaan tidak membuat kita silau dan melupakan tujuan hidup kita – tidak melupakan amanat yang diberikan Tuhan kepada kita. Tidak juga melupakan mandat yang telah dipercayakan umat dan rakyat kepada kita.  Marilah kita doakan para pemimpin kita, agar mereka juga lebih takut kepada Allah daripada kepada manusia sehingga setiap kekuasaan dan harta yang dimiliki adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Yang Maha Kuasa suatu saat nanti.

===============================================================================================

Bacaan Injil Luk 9:7-9

“Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus” (Luk 9:7-9)

Leave a Reply

Required fields are marked *.