Fiat Voluntas Tua

Tegor Menegor Berekor Panjang

| 0 comments

“Apabila saudaramu berbuat dosa tegorlah dia di bawah empat mata.”

Umumnya siapapun tidak senang dipermalukan didepan umum, apalagi makin tinggi jabatan dan pangkatnya maka pengungkapan segala yang buruk dan yang tidak baik bisa menjadi sangat sensitif bagi seseorang. Jangankan yang masih isu atau gossip, bila kita melakukan kunjungan pelayanan rohani ke Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) kita disarankan untuk tidak mengambil gambar para warga binaan. Boleh lah mengambil foto dari belakang mereka, yang penting wajahnya tidak tertangkap kamera. Walaupun mereka sudah divonis bersalah, melanggar aturan hukum dan sedang menjalani hukuman, mereka tetap adalah manusia yang perlu dihargai eksistensinya. Dengan mereka menggunakan baju lapas, terkurung diantara tembok dingin, itu sudah membuat penderitaan tersendiri. Apalagi masih juga mau diambil fotonya. Duuuh… suka gak tau diri juga itu para kameraman amatir, apalagi kru infotainment yang tidak menghargai privacy sasaran kameranya.

Tapi dalam hal pelanggaran hukum Allah, kita wajib mengingatkan satu sama lain. Memang dosa bisa dilakukan secara pribadi dan hanya diketahui antara yang bersangkutan dengan Tuhan yang tidak kelihatan. Dosa umumnya enak bila dilakukan, dan karena tidak ketahuan maka bisa dilakukan berkali-kali. Naaaah… pasti seandai-pandainya tupai melompat, akhirnya bisa mendarat ke meja makan juga. Kata polisi, sepandai-pandainya penjahat pasti mereka meninggalkan jejak yang justru menjadi kelemahannya sehingga bisa tertangkap. Demikian juga para pendosa ini, tidak akan menghentikan kenikmatannya berdosa sampai tertangkap basah dan menegornya. Dia mungkin tahu perbuatannya salah, tetapi karena tidak ada yang melihat, maka ia tenang-tenang saja melakukannya lagi, lagi dan lagi.

Maka bila kita melihat seseorang berbuat salah, kita punya pilihan untuk mendiamkannya atau menegornya. Kalau mendiamkannya berarti kita setuju atas perbuatannya yang salah, dan kitapun mengijinkan ia berbuat salah, sekali lagi dan lagi. Kalau kita memilih menegornya, bisa jadi anda adalah orang pertama yang berani-beraninya mengingatkan dia bahwa perbuatannya itu salah. Oleh karenanya untuk menghindari emosi yang meledak karena tertangkap tangan, sebaiknya lakukanlah menegor secara pribadi dengan empat mata. Jangan langsung menegor dia didepan orang banyak, apalagi didepan pasangannya. Bisa meledak marahnya untuk menutupi rasa malunya.

Kalau ia langsung sadar bahwa perbuatannya salah, maka ia tidak akan dipermalukan. Tetapi kalaupun ia menolak dan berkilah bahwa ia bersalah, maka katakan saja ” Baik mungkin kali ini saya salah lihat,  mohon maaf kalau saya salah sangka. Tetapi kalau sampai ada yang melihat lagi anda berbuat demikian, berarti anda tidak kapok dengan perbuatan tidak pantas ini. “

Injil hari ini menjelaskan adanya kesempatan-kesempatan yang diberikan bagi seseorang untuk memperbaiki kelakuannya. Tetapi bila secara tegoran secara pribadi sudah dilakukan berkali-kali tidak digubris, maka perlu disampaikan dan diketahui komunitas. Tentunya dengan harapan agar yang lain juga ikut mengingatkannya. Sehingga satu sama lain akan saling berusaha menolong orang ini mengatasi kebiasaan buruknya. Bukan dengan maksud  untuk mengucilkannya. Itulah kekuatan komunitas, tumbuh bersama dan saling melayani satu sama lain. Saling meneguhkan saat yang satu sedang lemah, saling menguatkan bila sedang jatuh.

Maka apabila dua orang sepakat untuk menolong orang lain kembali ke jalan yang benar, kembali berpaling kepada Tuhan, pastilah ada jalan keluar sehingga tidak ada satupun anggota kawanan yang akan terlepas. Inilah kekuatan komunitas dimana satu sama lain saling melayani, saling mendoakan dan saling memperhatikan. Tidak ada pengikut Kristus yang bisa berhasil mengatasi tantangan hidupnya sendirian, ia perlu dukungan komunitas disekitarnya.  Semoga kita tidak menjadi murid Kristus yang soliter,  hidup sendirian maunya menang sendiri. Tetapi justru solider satu sama lain, saling memperhatikan kebutuhan dan meneguhkan serta memberi kekuatan bagi yang lemah.

Bilamana kita sendiri ditegor oleh kawan kita sendiri, diberi nasehat dan masukan, diingatkan akan perbuatan atau kebiasaan yang salah, seharusnya kitalah yang berterima kasih karena ia menginginkan yang terbaik bagi kita. Ia menginginkan kita tidak merusak diri kita sendiri, merusak hubungan kita dengan Allah dan juga dengan sesama apalagi dengan keluarga kita. Tegoran yang diberikan janganlah membuat kita marah,  biarlah menjadi peringatan bagi kita untuk senantiasa kembali berpaling kepada Kristus, kembali kepada kehidupan komunitas yang saling meneguhkan dan saling membangun iman satu sama lain. Justru kita harus berterima kasih dan berbahagia karena ada satu orang yang perduli dengan kita dan mengharapkan ktia menjadi lebih baik lagi.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 18:15-20

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya  kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.