Fiat Voluntas Tua

Nepotisme Tanpa Korupsi

| 0 comments

“Siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku

Ada pepatah mengatakan “ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang” – sering juga dipelesetkan menjadi “ada uang abang sayang, tak ada uang abang kutendang” – yang artinya serupa dan sebangun. Selagi semua dalam keadaan baik, posisi dan jabatan aman, uang bukan masalah, maka yang namanya teman pasti tidak berkurang. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pertemanan bisa dibeli dengan uang.Hhhmmm… kok seperti membership yang  harus dibayar tiap tahun ya.

Tetapi ada juga teman-teman kita yang sudah seperti keluarga sendiri, selalu ada disekitar kita justru pada saat kita sedang mengalami kesulitan. Mereka mendampingi, membantu mencarikan jalan keluar dan membuat kita bisa tegak berdiri lagi.  Teman seperti ini sudah serasa  menjadi bagian dari keluarga kita sendiri.

Coba kita ingat-ingat lagi saat kita sedang susah, saat anak masuk rumah sakit, siapa yang datang menjenguk dan mendoakan? Siapa yang membantu mencarikan dokter dan membantu membayar tagihan rumah sakit? Rasanya orang pertama yang menolong adalah keluarga kita. Karena sejak dari kecil hidup bersama, ibu selalu menanamkan nilai kebersamaan diantara saudara bersaudara.

Saya ingat waktu adik saya sakit dirumah, saya mau pergi nonton dengan teman saya. Ibu saya melarang pergi dengan alasan saya harus di rumah menemani adik saya, apalagi saya anak tertua. Ibu selalu begitu, kalau ada anak sakit, semua saudara-saudaranya pasti tidak ada yang boleh pergi. Saya sempat jengkel waktu itu dan menjawab : “kan sudah ada ibu dan mbak Ti (red: pembantu RT), masa aku gak boleh nonton? Ibu kan sudah kasih ijin aku pergi dari minggu lalu?” Ibu saya menjawab: “betul memang ibu sudah kasih ijin, tetapi dengan sakitnya adikmu, dia perlu lebih diperhatikan. Tidak enak jadi orang sakit, makanya kamu sebagai kakaknya perlu menemaninya saat susah seperti ini. Nanti kalau adik sudah sembuh, kamu bisa pergi nonton dengan adikmu”.  Awalnya saya berontak  juga karena adik saya banyak sekali, ada 6! Kalau  mereka bergantian sakit, lalu kapan saya bisa pergi nonton? Tapi akhirnya luluh juga  hati saya oleh nasihat ibu.

Kita dididik ibu untuk bersama-sama menghadapi kesusahan dan kesulitan orang lain terutama saudara-saudara sendiri. Itulah esensi persaudaraan. Menemani dan membantu sampai saudara kita bisa bangkit sendiri, memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya sampai ia bisa mengatasi masalahnya. Demikian juga sebaliknya. Maka hal demikian akan membedakan pertemanan kita dengan satu dan lainnya. Ada teman-teman yang setia menemani saat kita dalam kesusahan sampai kita bisa bangkit kembali dengan tegar. Kesulitan yang diatasi bersama-sama membuat ikatan pertemanan sekuat ikatan persaudaraaan. Ikatan ini tidak akan terbeli dan tergantikan dengan uang.

Maka nepotisme yang seperti ini tidak bakalan ada korupsi, tidak terkontaminasi dengan uang. Justru saling meneguhkan satu sama lain dalam pertumbuhan iman disaat badai kehidupan menerpa. Semoga kita semakin memperhatikan teman-teman kita, bukan hanya saudara-saudara kita sendiri pada saat mereka mengalami kesulitan. A friend in need is a friend indeed.  Jadilah teman sejati  yang setia justru pada saat teman-teman kita mengalami kesulitan dan membutuhkan pertolongan. Bukan teman yang dapat dibeli dan digunakan untuk berkolusi, apalagi korupsi.

Injil hari ini mengajak kita untuk memperhatikan saudara-saudara seiman yang berjuang bagi pekabaran Injil yang menyampaikan kabar sukacita kepada mereka yang tersisih, terlantar dan miskin.  Tidak mudah melakukannya ditengah berbagai tantangan, baik keterbatasan alam, keterbatasan sarana dan fisik apalagi berada dibawah berbagai tekanan penguasa setempat. Komunitas orang beriman mengikat kita satu sama lain menjadi satu keluarga besar, keluarga Kerajaan Allah, yang saling memperhatikan, saling mendoakan dan mendukung. Tidak ada yang bisa berjuang sendiri tanpa dukungan keluarga besar. Semoga kita tetap melakukan pekerjaan kita sambil bergandenga tangan satu sama lain sebagai kepanjangan tangan Tuhan menjangkau sebanyak mungkin orang merasakan kasihNya agar terjadilah kehendakNya, di bumi seperti didalam Surga.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 12:46-50

“Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.