Fiat Voluntas Tua

Dari Mata Turun Ke Hati

| 0 comments

“Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”

Ada pepatah “dari mata turun ke hati” dimana sering membuat seseorang jatuh cinta pada pandangan pertama. Sayangnya yang terjadi bukan sebaliknya, dimana orang yang dipandang ternyata tidak tergetar hatinya saat bertatapan mata – sehingga buntutnya ya  harus bertepuk sebelah tangan lah… siap-siap gigit jari.  Kok bisa ya? Apakah ini terjadi  karena terlalu lama memandang, sehingga sempat dianalisa dan diolah dalam pikiran serta selanjutnya terbersit keinginan dalam hati untuk mengetahui dan mengenal lebih lanjut dari seseorang yang dipandang ini.

Kalau begitu mungkin salah satu teknik presentasi yang mengajarkan kontak mata dilakukan seorang presenter tidak kurang dan tidak lebih lama dari dua detik, bisa berlaku disini. Kalau terlalu sebentar, tidak ada rapport atau hubungan yang timbul antara audience dan presenter. Tetapi kalau terlalu lama ternyata bisa bahaya apalagi kalau berlawanan jenis …. hehehe…takut ada yang keterusan atau malah kecewa kan?

Yang luar biasa adalah apabila seseorang memiliki kepekaan yang tinggi dengan hanya menatap mata, ia bisa mengetahui dan menebak isi pikiran seseorang. Ini pasti menggunakan telepati, atau kemampuan tingkat tinggi dalam berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan hanya bisa dilakukan pada tingkat hubungan yang intensitasnya tinggi. Tidak percaya? Coba perhatikan bagaimana sepasang suami-istri yang telah bertahun-tahun lamanya tinggal bersama, mereka sudah memahami kebiasaan, cara pandang dan pola pikir pasangannya. Sehingga bila menghadapi suatu situasi, dengan saling pandang saja mereka bisa menebak apa kira-kira yang ada dalam pikiran pasangannya. Mereka juga bisa memperkirakan apa yang akan diucapkan oleh pasangannya.

Kisah Injil hari ini menunjukkan bagaimana Yesus bisa mengetahui isi hati dan membaca pikiran seseorang. Dengan menatap mata saja, Ia mampu melihat iman seseorang yang lumpuh tak berdaya, tetapi dipenuhi rasa pertobatan. Tentu saja karena Ia adalah Tuhan yang  dapat melihat segala hal yang tersembunyi. Tetapi juga karena si lumpuh memiliki relasi tingkat hubungan yang tinggi dengan Sang Pencipta, sehingga ia merasa malu dan tidak layak karena diliputi dosa saat berumpa dengan Yesus.  Maka Tuhan Yesus melihat kerinduannya untuk kembali menjalin hubungan yang indah dengan Allah, dan dosa yang menjadi penghalang telah dihapuskan karena ia sudah diampuni.

Disisi lain, Yesus juga melihat apa isi hati dan pikiran seorang ahli Taurat, mereka menyembunyikan segala yang jahat, prasangka buruk dan penghakiman dalam hatinya. Sehingga apapun yang mereka lihat dan amati, tidak pernah terlihat baik dihadapannya. Ada saja yang salah dan tidak berkenan di hati mereka. Segala yang jahat inilah yang menjadi penghalang seseorang untuk menerima dan menikmati rahmat Allah. Ia tidak dapat lagi melihat bagaimana kasih Allah bisa diterimanya, sama persis dengan apa yang diterima si lumpuh. Sayang seribu sayang, kesempatan berjumpa dengan Yesus tidak menjadi pengalaman iman yang mempertobatkannya.

Rasa syukur hanya bisa dimiliki oleh mereka yang senantiasa hidup dalam pertobatan, yang memelihara hubungannya dengan Allah senantiasa. Sama seperti suami-isteri yang selalu berkomunikasi secara intensif, sampai suatu saat mereka tidak perlu lagi berkata-kata, karena dengan melihat tatapan mata pasangannya mereka bisa mengetahui apa yang terkandung dan terpikirkan oleh pasangannya.  Demikian pula bila kita memiliki relasi yang dekat dengan Allah Tritunggal, menjaga dan memelihara hidup doa dan merenungkan sabdaNya senantiasa, maka kita bisa memahami apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Kita bisa memahami apa yang Tuhan ingin kita katakan dan kita putuskan dalam setiap situasi.  Dan bila ini senantiasa terjadi, maka akan selalu ada mujizat-mujizat  penghiburan dan sapaan kasih yang merupakan tanda kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Semoga kita senantiasa meningkatkan relasi kita dengan Allah yang hanya dapat didekati dengan roh karena Ia sendiri adalah Roh.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 9:1-4

“Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”

Leave a Reply

Required fields are marked *.