Fiat Voluntas Tua

Membela Yang Benar, Bukan Yang Bayar

| 0 comments

“Kamu juga harus bersaksi karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

Kebenaran memang sering membingungkan, terutama bila dalam sebuah persidangan semua pihak mengaku paling benar. Pasti ada salah satu yang bohong, karena tidak mungkin semua pihak menyatakan benar dengan fakta yang bertolak belakang. Maka timbul istilah saksi dusta – saksi yang berbohong atas apa yang dilihatnya. Mengaku melihat dan mengalami padahal tidak. Atau mengaku tidak melihat dan tidak mengalami padahal ada disana.

Yang sering terjadi saat ini panggung persidangan layaknya panggung sandiwara yang pemainnya sudah diatur, keputusan sudah dibuat sesuai skenario – atas nama uang. Ada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dimenangkan, sehingga apapun mereka lakukan termasuk mulai dari melobby para pengambil keputusan di persidangan dengan uang pelicin sampai mengintimidasi para saksi baik secara halus sampai keras sekalipun. Banyak kisah dengan berbagai versi kita dengar dari mereka yang pernah berurusan dengan hukum di negeri ini.

Masih adakah penegak keadilan dan pembela kebenaran yang benar-benar benar? Kalau para penegak kebenaran saja bisa dibayar. kemana lagi kita mengandalkan kebenaran yang benar-benar benar? Menjadi saksi yang bertumpu pada kebenaran di jaman ini memang tidak mudah. Pasti banyak tekanan dan intimidasi untuk berani menyatakan kebenaran. Maka tidak heran kalau tidak banyak yang bersedia menjadi saksi, semua pilih yang ‘aman’ dengan mengambil gerakan tutup mulut alias GTM. Gak mau repot, gak mau susah.

Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk berani bersuara atas nama kebenaran. Bahkan kita diingatkan akan berbagai resiko yang akan dihadapi bila kita berani menyatakan kebenaran. Resiko itulah yang membuat kita bisa takut berbicara, takut bertindak yang benar.  Tapi kabar baiknya, kita telah disediakan Roh Penghibur untuk mengusir rasa takut tersebut. Roh Penghibur lah yang memberikan kita kedamaian dan ketenangan untuk tetap setia dan konsisten hidup dengan menjaga kebenaran.

Kita mungkin menjadi orang aneh sendiri, yang gak mau ikutan korupsi disekitar kita. Mungkin juga dikucilkan karena tidak bisa diajak kong kalikong. Tidak dapat order karena tidak mau memberikan uang pelicin, atau komisi yang gedenya ajubilah tapi tidak boleh tercatat. Kita juga dinilai aneh karena tidak mau nyontek atau cari bocoran soal ujian. Memang begitulah dunia ini, yang umum dilakukan belum tentu benar, sehingga perbuatan benar adalah barang langka. Kebenaran menjadi mahal karena uang dan kepentingan berbicara didalamnya.

Hidup ini memang hanya sementara, maka marilah kita bijaksana dalam memilih keputusan untuk bertindak secara benar serta berani menghadapi berbagai konsekwensi. Kita tidak bisa mengubah segala hal diluar kita, tapi kita bisa merubah diri kita sendiri untuk senantiasa memurnikan hati dan pikiran dengan berbagai hal yang baik dan benar. Kita bisa mulai menanamkan keberanian untuk berkata benar dan bertindak benar – dimulai dari dalam rumah. Sekolah adalah tempat pendidikan karakter yang kedua setelah rumah.  Tapi butuh ekstra perhatian untuk mengubah dan menciptakan komunitas yang berani menjunjung tinggi kebenaran bilamana hukum tidak ditegakkan. Kiranya Roh Kudus Allah senantiasa menghibur kita dan meneguhkan kita untuk setia dan hidup dalam kebenaran. Walaupun terasa pahit dan getir tapi kita tahu dan berani konsisten untuk berkata dan bertindak benar.

===============================================================================================

Bacaan Injil Yoh 15:26-16:4a

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.