Fiat Voluntas Tua

Mengatasi Rasa Lapar

| 1 Comment

“Tuhan berikanlah kami roti itu senantiasa.”

Penyakit masyarakat yang paling membahayakan bisa timbul saat kelaparan melanda. Logika sudah tidak bisa bekerja saat perut lapar. Bahkan orang sepintar apapun bisa nekad kalau perut sudah lapar. Berbagai kasus penyakit masyarakat sampai kerusuhan anarkis timbul karena rasa lapar berkepanjangan. Akibat kemiskinan membelit, rasa lapar tidak dapat dipenuhi dengan makanan yang cukup. Apapun dilakukan asal bisa makan, termasuk mempekerjakan anak-anak di berbagai lampu merah agar mereka bisa mendapatkan recehan bahkan sekarang bisa lembaran 2-ribuan. Karena rasa lapar, seorang ibu hamil bisa menggadaikan bayi dalam kandungannya.  Dan akibat rasa lapar berkepanjangan anak-anakpun dinikahkan dibawah umur asal bisa mendapat mahar untuk menghidupi anak-anak yang lain.

Yang berpendidikan tinggi, laparnya sudah meningkat bukan sebatas perut lagi, tetapi sudah meningkat sampai lapar kekuasaan dan kehormatan. Demi tercapainya gelar tertinggi, plagiatpun dilakukan – bukan hanya terjadi di perguruan tinggi gurem tapi bahkan di PT  papan atas ! Korupsi termasuk penyakit masyarakat terparah, dari tingkat ktp dan SIM sampai urusan pajak yang milyaran dan triliunan di bank century.

Maka kalau hari ini kita diingatkan perlunya mengatasi rasa lapar dengan memilih makanan yang benar – apalagi makanan dari Sorga – tentunya rasa lapar itu pasti terobati. Bahkan dijamin kita tidak akan lapar lagi, karena kita sudah mendapatkan apa yang dicari dalam hidup sebenarnya. Jaminan keselamatan serta keamanan adalah pemuas rasa lapar dalam kehidupan setiap manusia di bumi.  Bukan materi, bukan kekuasaan. Itu semua hanya sementara sifatnya, hanya 70-80 tahun – tidak ada artinya dengan jaminan keselamatan yang tidak terbatas waktu.

Kita tidak bisa menutup mata bahwa setiap orang memiliki masa lalu, termasuk berbagai cara mengatasi rasa lapar yang dirasakan sangat menggigit. Kita bisa hilang akal, bisa lupa diri, melanggar etika dsb. Tapi kalau kita diberikan sekali lagi untuk menyadari apa sebenarnya yang kita cari dalam hidup yang tinggal bersisa beberapa waktu yang kita pun juga tidak tahu berapa tahun saldo yang ada, inilah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Tentukan pilihan kita untuk mengatasi ancaman bahaya ‘kelaparan’ yang bisa datang setiap saat.

Pilihlah makanan yang tidak membuat kita merasa lapar lagi, rasa cukup dan rasa syukur hanya bisa didapatkan kalau kita sudah ‘mencicipi’ makanan sorgawi yang ditawarkan Kristus kepada kita.  Marilah mengisi sisa hidup kita dengan berbagai karya yang menghidupkan semangat orang lain, mengajak orang lain juga mengatasi ‘kelaparan’nya sehingga dengan demikian setiap orang bisa bersyukur senantiasa dan dipenuhi rasa ‘cukup’ akan rahmat Tuhan setiap waktu. Selamat makan roti hidup dan jangan lupa berdoa sebelum makan !

===============================================================================================

Bacaan Injil Yoh 6:30-35)

“Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

One Comment

  1. Astaghfirullah kembalilah ke jalan Allah niscaya kalian akan selamat

Leave a Reply

Required fields are marked *.