Fiat Voluntas Tua

OMDO – Omong Doang

| 0 comments

“Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”

Kita lebih sering keberatan ‘baju’ sehingga akhirnya menemui kesulitan sendiri gara-gara jubah kebesaran tersebut. Contohnya tidak kurang banyak sarjana pengangguran disekitar kita, sementara iklan lowongan pekerjaanpun tidak habis-habisnya terbit di berbagai harian. Salah satu penyebabnya karena para sarjana baru ini merasa ‘tidak cocok’  antara posisi yang ditawarkan seperti ‘sales’ dengan ‘baju sarjana’ yang dimilikinya. Walhasil ya sudahlah, tunggu saja sampai kedodoran sendiri.

Tidak banyak juga orang sulit terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti arisan RT, kegiatan bersih-bersih lingkungan dan acara komunitas lainnya juga dengan alasan yang serupa … ah, itu kan bukan buat ‘golongan’ saya. Jangan heran kalau dapat cap sombong, warga yang tidak mau bersosialisasi dan bahkan sering ada gosip gak enak disekitarnya.

Itu hanya sekedar contoh kecil bagaimana kita sering memposisikan diri sebelum kita memahami manfaat tentang berbagai hal dan nantinya bisa bersyukur karenanya. Yang harus dilawan terlebih dahulu adalah keluar dari ‘tempurung’, keluar dari zona nyamannya. Pergi tinggalkan kesombongan baju gelar kesarjanaan, kesombongan kasta yang lebih tinggi, bahkan kenyamanan akan status quo dengan keadaan saat ini.Kalau tidak maka kita akan hanya jadi penonton dipinggir lapangan yang hanya bisa bersorak-sorak melihat pertandingan tanpa bisa menikmati indahnya rasa kemenangan yang sesungguhnya.

Sama seperti Nikodemus, seorang pemimpin agama, petinggi yang dipandang punya kelas tersendiri ditengah masyarakat Yahudi. Ia mengagumi Yesus dengan segala ajaran dan karyaNya. Ia tidak ketinggalan mengikuti berita tentang Yesus. Tetapi Nikodemus tidak ingin terlihat ada diantara kerumunan manusia, ia malu bila ada orang lain melihatnya dan berkata “Lho, kok ada pemimpin agama mengikuti Yesus?” Ia terperangkap dengan jabatannya sehingga ia hanya berani mendatangi Yesus pada malam hari, pada saat tidak ada seorangpun bahkan murid-murid Yesus mengetahui kedatangannya. Ia juga takut  kalau pertanyaannya terlihat dinilai bodoh oleh orang lain hanya karena ia seorang pemuka agama. Mau dimana ia taruh ‘muka’nya?

Maka jawaban Yesus langsung menohok uluhatinya yang terdalam. Ucapan Nikodemus bahwa Yesus sungguh disertai Allah dalam kehidupanNya, hanyalah pernyataan di bibir saja – masih OMDO – sebatas OMong DOang. Ia belum menyatakannya dengan sungguh-sungguh dari dalam hatinya. Ia masih takut dilihat orang bahwa ia mengagumi Yesus. Ternyata ketakutan itu justru membuat ia buta dan tidak bisa melihat Kerajaan Allah yang ada disekitarnya. Ia masih harus mengubah hatinya, ia perlu bertobat karenanya agar bisa melihat bahwa Allahpun hadir dalam kehidupannya.

Kita sering bertindak serupa dengan Nikodemus bahkan dalam hal kecil sekalipun. Jangankan menyatakan kebenaran ditengah ketidak-benaran yang bejibun disekitar kita, sekedar membuat tanda salib sebelum/sesudah makan atau sebelum pesawat take off diantara banyak orang, masih malu juga. Kita masih takut atau canggung dengan ‘apa kata orang?” kalau kita bertindak demikian. Well… paling orang kan juga cuma bilang : pasti ini orang katolik. So what? Jadi jangan salahkan anak muda katolik yang tidak berdoa dengan membuat tanda salib dihadapan orang lain – lha orangtuanya pun malu melakukannya sehingga mereka  tidak mengajarkannya sedari kecil. Salah siapa ya?

Kalau hal remeh-temeh demikian saja kita tidak berani tunjukkan, benar seperti kata Yesus: kita justru perlu lahir kembali – roh kita perlu diperbarui dengan roh pertobatan karena kita lebih takut dengan apa kata orang lain daripada apa kata Tuhan tentang kita. Kita lebih takut dengan apa yang kelihatan dari pada apa yang tidak kelihatan.

Semoga bacaan hari ini senantiasa mengingatkan kita agar berani menyatakan Roh Allah yang ada didalam kita sejak rahmat pembaptisan untuk senantiasa hidup; berani menyatakan segala hal yang baik dan benar melalui perkataan dan perbuatan secara konsisten dalam kehidupan kita dari hari kehari. Dengan demikian kita bukan sebagai pengikut Kristus yang ‘omdo’.

===============================================================================================

Bacaan Injil Yoh 3:1-8
“Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. ” Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.