Fiat Voluntas Tua

Rasul Perempuan? Why not?

| 0 comments

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Pembasuhan kaki pada adat istiadat Yahudi umumnya dilakukan di awal perjamuan makan. Setiap tamu undangan tuan rumah akan dicuci kakinya oleh para hamba-hamba sang tuan rumah. Walaupun demikian ada juga proses pembasuhan kaki yang dilakukan pada para musafir yang mampir bertamu ditengah perjalanan mereka. Pembasuhan ini dilakukan tidak hanya bermaksud membersihkan kaki dari debu, tapi juga dilakukan pemijatan karena perjalanan yang jauh. Bahkan bisa jadi sekaligus diobati luka-luka yang ditimbulkan oleh batu-batu yang ditemui para pejalan kaki. Saat itu memang tidak ada kendaraan sehingga kemana-mana harus berjalan kaki.

Peristiwa pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus agak aneh, karena tidak dilakukan di awal perjamuan seperti biasanya. Para murid pun juga tidak sedang melakukan perjalanan jauh. Tetapi ditengah perjamuan makan, Yesus bangkit berdiri, melepaskan jubah dan menempatkan diri sebagai hamba untuk melayani para murid. Ia melepaskan ‘otoritas’ serta jabatanNya dengan melepaskan jubah, mengambil tempat yang paling rendah sejajar dengan hamba untuk melayani para murid. Maka tidak heran kalau Petrus merasa ia tidak pantas dilayani sang Guru, mereka yang menjabat guru dimasa itu adalah posisi terhormat.

Pesan yang disampaikan Yesus disini adalah Ia memberikan contoh teladan, bagaimana seorang pemimpin harus memberikan diri melayani satu sama lain dengan kasih. Dengan harapan bila hal ini dilakukan, maka para murid yang sebentar lagi Ia tinggalkan akan memiliki kekuatan tambahan dengan adanya kasih yang Ia berikan. Ialah contoh dari Sang Kasih itu sendiri. Ia mampu memberi kesegaran dan kekuatan bahkan merawat kita semua yang sempat kelelahan dan memiliki luka-luka sepanjang perjalanan hidup kita.

Nah, hari ini adalah hari istimewa, pada peristiwa pembasuhan kaki yang dilakukan romo paroki, kedua belas rasul yang tampak di depan altar seluruhnya adalah perempuan. Mengapa? Bukan karena permintaan romo, tapi tentu panitya Paskah memiliki pertimbangan tersendiri. Pesan yang disampaikan disini adalah peranan para perempuan khususnya kaum ibu dalam setiap rumah tangga. Merekalah yang dengan setia penuh kasih, merawat para anggota keluarga yang pulang dari sekolah dan bekerja. Menyiapkan segala kebutuhan mereka sampai bisa kenyang, bersih dan beristirahat. Merawat yang sakit dan kelelahan agar kembali pulih dan bugar kembali untuk melanjutkan kegiatan di keesokan harinya.

Pesan ini juga menyiratkan bahwa kaum perempuan, khususnya kaum ibu,  merupakan rasul-rasul kasih yang menyediakan diri untuk melayani seluruh anggota keluarganya tanpa pamrih. Kita selayaknya juga bisa menjadi teladan seperti Kristus, saling merawat dan melayani satu sama lain, agar mampu bertahan dan pulih kembali menjalani seluruh kehidupan penziarahan di bumi ini. Selamat merayakan Tri Hari Suci. Semoga teladan Kristus memberi kita kekuatan dan tetap setia bertahan dalam tugas pewartaan yang diberikan kepada kita.  (Homili Rm R. Maryono SJ – paroki Blok Q Jakarta)

==============================================================================================

Bacaan Injil Joh 13: 1-15

13:1    Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
13:2    Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
13:3    Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
13:4    Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
13:5    kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
13:6    Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”
13:7    Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
13:8    Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
13:9    Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!”
13:10    Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.”
13:11    Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.”
13:12    Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13:13    Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14    Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;
13:15    sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Leave a Reply

Required fields are marked *.