Fiat Voluntas Tua

Anak Sulung Milik Tuhan

| 0 comments

“Mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan”

Saya dilahirkan sebagai sulung dari 7 bersaudara. Adik saya, anak kedua, laki-laki setahun lebih muda dari saya, lalu yang ketiga laki-laki… eh yang ke empat ibu melahirkan laki-laki lagi. Waktu saya berusia sekitar 8 tahun melihat ibu hamil lagi saya berdoa semoga perempuan… lhooo, kok laki-laki lagi. Nah sampailah saya pada keraguan akan ‘kesulungan’ saya. Saya ingat saya menjadi begitu pemurung saat itu, karena sering merenungkan dan menduga-duga. Jangan-jangan saya ini anak pungut, anak asuh atau titipan orang. Karena seharusnya anak sulung bapak ibu jangan-jangan laki-laki.

Saat saya menanyakan pada ibu, kenapa saya ‘lain’ dibandingkan adik-adik saya? Maksudnya sebenarnya adalah, kenapa saya jadi perempuan sendiri diantara empat anak laki-laki bapak ibu. Dengan sabar dan penuh kasih ibu memeluk saya, ia tidak marah mendengar pertanyaan anak perempuan (tapi lebih sering merasa sebagai anak laki-laki… hahaha… maklum adiknya laki-laki semua). Lalu diceritakanlah bagaimana kisah cinta bapak ibu yang merupakan kesaksian iman. Mereka menemukan Tuhan dulu dalam kehidupan mereka, baru dipertemukan satu sama lain. Dengan doa yang berkepanjangan bahkan sempat terpisah diseberang lautan, toh akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menikah.

Satu permintaan yang dinaikkan adalah datangnya seorang anak, mengingat usia bapak ibu cukup lanjut karena mereka menginginkan pernikahan katolik, sekali untuk seumur hidup. So, lebih baik menunggu datangnya saat indah dari Tuhan. Ternyata tidak lama kemudian mereka hamil, dan lahirlah saya. Mereka tidak minta perempuan atau laki-laki, tetapi anak sulung yang diberikan Tuhan sungguh merupakan jawaban Tuhan atas doa bapak ibu. Maka ibu mengatakan : kamu memang bukan hanya anak bapak-ibu, tapi kamu adalah milik Tuhan yang berharga yang diberikan bagi kami sebagai hadiah kesetiaan kami pada Tuhan, menunggu sekian lama untuk dapat  mempersembahkan pernikahan katolik.

Kelahiran Yesus yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya, membuat Simeon yang penuh dengan hikmat Allah langsung mengenali bahwa bayi yang dibawa Maria dan Yusuf, adalah bayi yang ditunggu-tunggu kelahiranNya. Simeon yang berhati tulus dan saleh hidupnya, bisa melihat bahwa kelahiran bayi Yesus tidak hanya membawa keselamatan bagi bangsa Yahudi tapi juga menjadi kemuliaan bagi bangsa Israel. Ia justru membawa kebangkitan bagi banyak orang Israel untuk menerima keselamatan.

Sayangnya tidak semua bisa melihat apa yang dilihat Simeon. Maria dan Yusuf pun tidak langsung memahami apa yang dimaksud Simeon saat itu. Tetapi dengan pimpinan Roh Kudus akhirnya Maria memahami perjalanan karya penebusan Yesus bagi umat manusia. Demikian juga kita, awalnya kurang memahami arti wafat dan kebangkitan Kristus. Tetapi karena karya Roh Kudus yang tidak pernah berhenti, kita dibawa kedalam pengertian satu ke pemahaman lainnya sehingga kita sampai pada pengenalan akan kasih Tuhan yang menyelamatkan.

Akhirnya sayapun dapat memahami apa arti anak sulung Tuhan, justru sebagai anak sulung, saya sering diingatkan bapak ibu untuk selalu menjadi teladan bagi adik-adik. Ada tuntutan lebih tinggi bagi saya, konsekwensinya aturan-aturan untuk saya lebih ketat dibanding adik-adik. Walaupun demikian saudara-saudara ibu saya mengakui bahwa bapak-ibu memang mengistimewakan saya sejak kecil – ehm.. tapi gak membuat saya jadi anak manja en besar kepala lho??  Lambat laun saya tidak lagi merasa ‘anak pungut’, apalagi saya juga yakin Akte Kelahiran saya juga asli. … walau sempat ngintip-ngintip juga, jangan-jangan aspal.

Maka apapun yang kita alami saat ini, tidak perlu diperbantahkan kepada Tuhan. Sebagai orang yang percaya akan karya Roh Kudus, tidak ada yang kebetulan terjadi dalam hidup kita. Simeon pun tidak tiba-tiba berada di Bait Allah, tapi karena pimpinan Roh Kudus, ia berkenan berjumpa dengan bayi Yesus. Setiap orang yang percaya akan adanya Roh Kudus, percaya akan penyertaan ilahi – Providentia Devina. Saya yang semula tidak mengerti  kenapa saya yang dipilih Tuhan menjadi anak sulung, toh akhirnya bisa melihat kehadiran Tuhan dalam kehidupan saya melalui bapak dan ibu.  Semua yang terjadi pasti membawa kita pada kebaikan untuk kembali kepada Tuhan. Hanya mereka yang mau mencari Tuhan dengan tulus dan menjaga hidupnya pasti bisa melihat apa yang dimaksud Simeon.  Ia bisa mengenali penyertaan Tuhan senantiasa bahkan dalam setiap momen terkecil sekalipun dalam kesehariannya.

===============================================================================================

Bacaan Injil Luk 2:22-32

“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan- Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.