Fiat Voluntas Tua

Pantas dan Belum Pantas

| 0 comments

“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa.”

Banyak orang merasa tidak pantas saat diminta menjadi ketua lingkungan, apalagi kalau diminta menjadi prodiakon. Litaninya panjang banget deh, dari alasan sibuk dan tidak ada waktu …hhmmm … padahal modal kita sama-sama diberi 7 x 24 jam ya? Konglomerat dan pengemis modal waktunya juga sama :D Ada lagi alasan klasik: Wah saya belum sempurna, masih banyak ‘bolong’nya, masih suka marah dsb, dsb. Nanti apa kata orang kalau saya jadi ketua lingkungan? Mengapa tidak dibalik dengan bertanya:  apa kira-kira kata Tuhan ya? Bukannya Tuhan memanggil mereka-mereka yang masih merasa belum pantas karena masih berdosa?

Saya sering juga dihinggapi rasa malas, rasa tidak pantas bilamana sudah tiba saatnya membawakan renungan atau tugas mengajar disebuah tempat. Terutama bila satu-dua hari sebelumnya saya sempat marah atau menyesal karena berbuat salah. Rasanya saya sangat tidak layak membawakan renungan dan menjadi pemberita Injil. Kadang pernah juga berdoa ” semoga panitya menelpon saya bilang acara nya diundur karena bla bla bla…” Well, ternyata doa saya tidak dijawab…..And I still have to go. Akhirnya ya harus berangkat juga, dan saat tiba disana manakala saya ikut menaikkan pujian dan penyembahan, maka saat itulah saya menyerahkan segalanya pada Dia. Firman Tuhan dalam 2 Tim 4:2 pasti kembali melintas dalam benak saya : Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.  Maka firman inilah yang meneguhkan saya, bukan ‘saya’ yang masih belum sempurna ini yang harus diberitakan; tapi Yesus lah yang telah memilih dan mengutus orang berdosa ini, yang memakai lidah bibir ini untuk menyampaikan Kabar SukacitaNya. Akhirnya saya harus tetap menunaikan tugas sampai selesai. Manakala umat memberi salam sembari mengatakan bahwa merasa diteguhkan dan dikuatkan setelah renungan berakhir, saya tahu (saat renungan tadi ) itu  bukan kekuatan saya lagi yang bekerja, karena saya tahu saya sangat rapuh dan tidak mungkin mampu melakukannya sampai selesai. Maka bagi saya  pribadi setiap  panggilan pelayanan adalah suatu kesempatan mendapatkan rahmat Tuhan, bukan hanya untuk dibagikan ke orang lain, tapi justru terlebih lagi bagi saya karena saya kembali merasakan cinta kasih Tuhan. Saat saya merasa tidak pantas, saya lebih membutuhkan Dia untuk melengkapi kelemahan saya. I am falling in love again… to My Lord ! He is awesome.

Maka saya ingat beberapa kali romo pembimbing saya mengatakan, saat kita mau menjauh dari Tuhan karena merasa tidak layak karena merasa berdosa, justru saat itulah kita membutuhkan kasihNya. Ia lah yang melimpahi kita rahmat dan lebih ingin merengkuh kita kembali daripada kita yang ingin menjauh dariNya. Jangan pernah menolak tawaranNya, jangan pernah menolak kesempatan melayaniNya dalam berbagai bentuk sekecil apapun. Karena justru saat kita tidak berdaya, saat itulah sebenarnya kita membutuhkan rahmatNya, dan karenanya kita bisa semakin bersuka cita didalam Tuhan.

Tindakan pertobatan lebih dibutuhkan daripada kata-kata dan janji belaka tanpa perbuatan nyata, tanpa perilaku yang menjadi lebih baik. Maka kedatangan Yesus memang diprioritaskan bagi kita-kita yang senantiasa merasa tidak pantas, belum layak, bahkan merasa belum saatnya terlibat dengan urusan rohani. Hanya Roh Kudus lah yang dapat membantu kita menyatakan bahwa kita memiliki dosa dan merasa tidak layak dihadapan Dia. Bersyukurlah bahwa kita dapat selalu mengalami pemulihan melalui Sakramen Pengampunan Dosa dan Sakramen Ekaristi.  Marilah kita berlari-lari menuju kebaikan, meninggalkan segala kebiasaan buruk dan membuat semua orang disekitar kita melihat buah pertobatan kita.

==============================================================================================

Bacaan Injil Mrk 2:13-17

“Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang  kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-

Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.