Fiat Voluntas Tua

Indonesia Berduka

| 0 comments

“Dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia”

Di hari terakhir tahun 2009, dua putra terbaik bangsa kembali kerumah Bapa. Adakah suatu kebetulan saat Mbah Surip meninggal, Rendra menyusul di hari yang sama? Dan saat Gus Dur meninggal lepas magrib kemarin, Frans Seda menyusul tidak lama kemudian dalam tidurnya tadi pagi. Mereka hidup di dunia profesi yang sama. Dunia seni dan dunia politik kenegaraan. Apa yang kita bisa ‘baca’ dari tanda-tanda ini? Tentu bagi orang beriman dimana lahir dan mati seseorang bukan ditangan manusia. maka tidak ada kebetulan didalam kehidupan orang beriman. Apalagi kedua tokoh ini adalah tokoh yang sangat agamis dan sekaligus humanis yang tidak membedakan dua dunia berbeda antara lahiriah dan agamis. Prinsip-prinsip hidup iman mereka juga tampak dalam karya mereka.

Kedua tokoh ini menjadi contoh nyata bagaimana iman itu hidup dan dipraktekkan dalam keIndonesiaan. Mereka menghargai semangat pluralisme karena Allah mencintai semua orang, karena Tuhan itu baik bagi semua orang. Tidak membedakan agama, etnis dan apapun. Gus Dur yang kontroversial tapi juga jenius, dalam keterbatasan fisiknya mampu membongkar tata krama yang ada dengan menerima kelompok etnis Tionghoa menyatakan eksistensinya. Ia selalu ada di garda depan bagi kelompok minoritas yang tertindas. Ia berjuang bagi pluralisme dan menjaga gawang NKRI.

Frans Seda menunjukkan kualitas tersendiri walau datang dari kelompok minoritas, ia berani menyatakan hal yang benar dan harus dilakukan demi kepentingan orang banyak demi menyelamatkan bangsa.  Integritasnya terbukti saat ia menunjukkan kepiawaiannya sebagai menteri perkebunan di jaman Bung Karno dan kembali ditunjukkan sebagai menteri keuangan  di era Suharto. Integritasnya diakui sesama birokrat dan politikus serta diakui sebagai mentri keuangan terbaik dijamannya.

Tugas mereka berdua telah selesai dalam mengukir bingkai kehidupan demokrasi Indonesia. Walaupun berbeda suku berbeda iman, mereka menunjukkan kecintaannya pada bangsa Indonesia. Kita antar kepulangan mereka dalam doa dan dengan pengharapan bahwa Bapa di Surga memberikan tempat terbaik bagi putra bangsa ini. Maka tugas kitalah sebagai generasi penerus bangsa melanjutkan  cita-cita para bapa bangsa menyongsong tahun  2010 dengan semangat iman yang teguh dengan berkarya memberikan yang terbaik dalam melakukan kewajiban dan tugas yang kita terima, Kita lah penerus  cita-cita mereka berdua yang percaya bahwa Tuhan yang sama yang satu,  mencintai bangsa Indonesia. Hiduplah Indonesia Raya !

==============================================================================================

Bacaan Injil Yoh 1:1-18

“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya”

Leave a Reply

Required fields are marked *.