Fiat Voluntas Tua

All Good Things Comes From Above

| 0 comments

Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes? Dari surga atau dari manusia?

Pertobatan itu bisa datang tiba-tiba dan bisa saja disebabkan dari banyak hal. Pada saat saya bertugas sebagai konselor disebuah rumah rehab narkoba, salah satu warga binaan termasuk pelanggan yang rajin keluar masuk rumah rehab dan penjara. Kali ini dia benar-benar bertekuk lutut dan mengatakan kapok dan ingin dibantu untuk keluar dari dunia gelap itu. Saya tanyakan apa sebabnya, dia menjawab ia punya seorang kawan dekat, sahabatnya yang begitu rajin mengingatkan dia agar bertobat. Setiap kali ia jatuh kembali, sobatnya inilah yang datang mengunjungi dan memeluknya. Suatu saat sahabatnya menjadi korban tabrak lari dan meninggal seketika. Saat ia datang melayat, ia merasakan kehilangan yang amat sangat, tidak ada lagi orang yang mengingatkan dan memeluknya disaat ia jatuh. Ia melihat juga betapa keluarga almarhum begitu kehilangan anggota keluarga yang penuh perhatian. Ia membayangkan saat ia mati nanti apakah ada juga yang menyayangkan kepergiannya, atau mungkin orang lain bahkan mensyukurinya sebagai akibat perbuatannya sendiri. Saat itulah ia berjanji dihadapan jenazah sahabatnya bahwa ia ingin bersama dia suatu saat nanti. Dan itu tidak mungkin dilakukan tanpa pertobatan, tanpa meninggalkan kehidupan lamanya. Terakhir kali saya mendengar kabar tentang dia beberapa tahun kemudian, ia sudah terlibat sebagai relawan Aids dan narkoba di sekolah-sekolah. Semoga ia senantiasa dikelilingi orang-orang yang mengasihinya sampai ia bertemu sahabatnya kembali suatu saat nanti.

Pertobatan hanya bisa terjadi bila Roh Allah lebih kuat memanggil kita, jauh dari kemampuan kita untuk menguasai diri kita sendiri. Rasa bersalah, rasa tanggungjawab akan terus menghantui kita sampai kita mau mengakui kelemahan kita. Maka tidak heran bilamana orang-orang yang merasa bersalah, tidak menanggapi tawaran Tuhan untuk bertobat, banyak yang memilih tidak berdaya dan begitu putus asa tanpa harapan, sehingga mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Begitu ada keinginan untuk menjadi baik lagi, meninggalkan kebiasaan buruk, itu adalah pertanda baik bahwa kita masih punya harapan. Mereka yang tidak kuat menghadapinya dan terombang-ambing dalam keputusan antara bertahan hidup tapi tidak berani mati juga, bisa berakhir di RS Jiwa. Jumlah pasiennya kian hari kian bertambah di Jakarta dan di Bogor.  Hanya pelayanan kasih lah yang mereka butuhkan, sambil menumbuhkan harapan bahwa mereka bisa sembuh dan bisa kembali pada kehidupan seperti manusia lainnya.

Tetapi orang-orang yang bertahan memilih mengeraskan hati memang lebih mudah menghakimi satu sama lain tanpa berbuat apa-apa. Terlebih lagi mereka yang merasa lebih suci dan lebih baik daripada orang lain. Sangat sulit menerima kekurangan dan kelemahan diri, bahkan segala sesuatu yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka dianggap ‘sesat’. Inilah dosa terbesar, merasa  tidak berdosa dan merasa paling benar diantara yang lain… termasuk melebihi karya Allah sendiri yang bekerja bagi orang lain. Itulah yang terjadi pada para imam dan ahli Taurat. Mereka mengikuti kemana saja Yesus pergi. Mereka lihat banyak mujizat dimana yang sakit disembuhkan, orang-orang bertobat dan memuliakan Allah, mereka merasakan hidupnya kembali penuh dengan pengharapan. Tak satupun kesaksian ini menggugah hati para ‘pejabat’ ini. Pun tak satupun yang mereka lakukan bagi yang sakit dan menderita.

Maka pertobatan hanya terjadi kalau kita membuka hati dan menerima kelemahan diri kita serta mengijinkan Tuhan berkarya untuk menyempurnakan kita. Kita terbuka atas sapaan Allah melalui orang lain yang mengasihi disekitar kita. Perkataan pasangan kita, anak-anak kita bahkan sahabat kita merupakan cara yang Tuhan gunakan untuk mengingatkan kita bahwa Ia mengasihi kita dan menginginkan kita menjadi lebih baik. Oleh karenanya kita perlu menindaklanjuti pertobatan dengan tindakan perbaikan diri. Kita belajar mendisiplinkan diri dengan kebiasaan baru yang membawa kebaikan. Kalau dulu suka marah-marah, cobalah tahan napas sampai hitungan ke 10 sebelum marah. Kalau suka bicara jorok, cobalah cubit diri anda sendiri tiap kali bercerita atau kenakan denda setiap kali anda melakukannya. Percayalah pasti bisa kita lakukan, karena semua yang baik termasuk keinginan untuk menjadi baik, berakhir dengan baik, semua datang dari atas. Ia menjadikan segala-galanya baik di saat hari penciptaan. Ia membuat segalanya indah pada waktunya.

===============================================================================================

Bacaan Injil Matius 21:23-27

Pada suatu hari Yesus masuk ke Bait Allah. Ketika Ia sedang mengajar, datanglah imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” Jawab Yesus kepada mereka, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun akan mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Nah, dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes? Dari surga atau dari manusia?” Mereka lalu berunding satu sama lain, “Jika kita katakan, ‘Dari surga’, Ia akan berkata kepada kita, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi jika kita katakan, ‘Dari manusia’, kita takut kepada orang banayk, sebab semua orang menganggap Yohanes itu nabi.” Mereka lalu menjawab, “Kami tidak tahu.” Maka Yesus pun berkata kepada mereka, “Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.